SUATU usaha budidaya unggas tidak selamanya berhasil. Terkadang gagal alias rugi. Berbagai macam faktor penyebabnya, cuaca, pakan yang kurang baik, harga pasar yang rendah dan kesehatan ayam, dalam hal ini ayam yang dipelihara sakit. DOC yang dikirim dari hatchery ke kandang telah melalui suatu proses seleksi yang sangat ketat, oleh karena itu peluang untuk ayam kesehatannya terganggu sangatlah kecil. Namun sampai hari ini masih banyak kasus penyakit yang terjadi karena prinsip-prinsip manajemen pemeliharaan budidaya dan biosecurity tidak diterapkan oleh beberapa kalangan peternak atau pebisnis ayam, sehingga kerugian setiap saat menghadang. Penyakit yang terjadi pada unggas bukan hanya disebabkan oleh kondisi lingkungan yang tidak bersahabat atau dengan kata lain tidak dapat diatur, namun juga sangat banyak disebabkan oleh kelalaian pemelihara atau peternak. Dalam hal manajemen, umumnya peternak berpegang atau berpedoman pada kebiasaan tanpa melihat kondisi lingkungan, sehingga kegagalan yang diperoleh karena kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan oleh ayam tidak diberikan sebagaimana mestinya. Penyebaran penyakit pada unggas dapat terjadi secara vertikal dan horizontal. Karena itu pengawasan yang ketat perlu dilakukan dan perlu juga perhatian yang lebih jika ayam yang dipelihara terinfeksi suatu penyakit. Beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan seperti: umur ayam yang terinfeksi penyakit, tingkat morbiditas, jenis antibiotik dan dosis antibiotik yang akan digunakan untuk mengobati ayam yang sakit, semuanya ini merupakan hal yang sangat penting dan harus diketahui oleh seorang peternak .
Mekanisme Transmisi Penyakit
Mekanisme transmisi penyakit yang telah dikenal ada beberapa sebagai berikut :
1. Transovarial Route ( Secara Vertikal ) dari induk melalui telur, seperti Mycoplasmosis, Pullorum, Reovirus dan Adenovirus.
2. Transmisi Melalui Egg Shell (E.Coli, Salmonella SPP).
3. Transmisi Langsung (Salmonellosis, Coryza, Mycoplasmosis, Laryngotrachetis dan Pasteurellosis).
4. Transmisi Tidak Langsung (Transport, Equipment dan Feed yang dikirim ke farm).
5. Melalui Angin (Jarak 5 KM bahkan lebih, penyakit vvND dan ILT masih dapat menyerang).
6. Vektor Biologis (Burung– burung liar vektor AI dan Pasteurella SPP).
7. Pakan (Kontaminasi).
8. Vaksin (Kontaminasi).
Berapa Lama Bibit Penyakit Itu Bertahan?
Daya hidup penyakit sangat bervariasi tergantung dari penyakit tersebut, contoh : daya hidup Mycoplasma Galliseptikum (pada gambar 1).
Peran Dan Mekanisme KerjaAntibiotik
Antibiotik merupakan zat kimiawi yang dihasilkan oleh mikroorganisme yang mempunyai kemampuan, dalam larutan encer, untuk menghambat pertumbuhan atau membunuh mikroorganisme ( Newman, 2002 ). Tidak semua penyakit yang menyerang unggas harus diberi antibiotik. Ada beberapa hal yang perlu dipahami mengenai peran dan mekanisme kerja antibiotik. Disamping itu pula seorang peternak harus mampu atau memahami secara detail waktu paruh obat yang digunakan untuk mengobati penyakit yang menyerang unggas agar aplikasinya tepat sehingga dapat memberikan kesembuhan. Waktu paruh adalah jangka waktu sampai kadar obat dalam darah menurun menjadi separuh dari harga asalnya ( Mutschler, 1991 ) atau kadang juga didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan oleh tubuh untuk menetralisir obat tersebut. Waktu paruh dari berbagai jenis antibiotik dapat dilihat pada Tabel
1 dibawah ini :
Hindari agar Ayam tidak Sakit
Beberapa hal yang perlu dilakukan atau dilaksanakan oleh peternak agar terhindar dari kerugian yang disebabkan karena ayam sakit:
1. Biosecurity yang ketat.
2. Down Time atau masa istirahat kandang yang cukup, minimal 14 hari.
3. Usahakan umur ayam dalam satu farm seragam.
4. Waktu dan aplikasi vaksin yang tepat dan akurat.
5. Lalu lintas karyawan diperketat, sebaiknya jangan berpindah dari satu kandang kekandang lain.
6. Lakukan uji sensitivitas antibiotik secara berkala, agar antibiotik yang sudah resisten tidak terpakai.
7. Jaga kebersihan didalam dan diluar farm.
8. Pemberian pakan yang teratur.
9. Pemberian vitamin, terutama pada satu hari sebelum vaksin, pada saat vaksin dan satu hari setelah vaksin, karena dampak reaksi post vaksinasi yang berat dapat mengakibatkan ayam menjadi sakit.
Pemberian Antibiotik Pada Ayam
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemberian antibiotik pada ayam :
1. Antibiotik yang diberikan harus disesuaikan dengan kondisi ayam, apakah untuk pencegahan atau untuk pengobatan
2. Pilihlah antibiotik yang cocok, dalam hal ini memiliki daya kerja untuk membunuh
mikroorganisme patogen atau sesuaikan dengan spekrum antibiotik tersebut.
3. Berikan antibiotik sesuai dengan waktu paruh yang dimiliki oleh antibiotik tersebut
yang dipilih.
4. Berat badan dan konsumsi air minum mutlak harus diketahui agar antibiotik yang diberikan sesuai dosis yang dibutuhkan.
5. Perhatikan waktu henti obat dan lama pemberiannya.
6. Kemampuan diagnosa yang akurat agar tidak salah dalam pemberian dosis, dalam artian dilihat tingkat morbiditas.
7. Perhatikan umur ayam yang akan diobati.
Kesimpulan
Dari beberapa hasil survey yang dilakukan ditemukan bahwa umumnya farm yang tingkat kebersihannya rendah sangat banyak terjadi kasus penyakit, akan tetapi farm yang kondisi lingkungannya bersih dan manajemen yang bagus sangat jarang terjadi kasus penyakit. Sanitasi yang baik sudah menentukan 80 persen tingkat keberhasilan dalam hal budidaya unggas.
(Oleh : By : Syahrir Akil,
Technical Service and Development, PT.
CPI) Jakarta
Tabel 1. Waktu Paruh Berbagai Jenis Antibiotik.
NAMA ANTIBIOTIKA WAKTU PARUH
AMPICILLIN 10 – 15 MENIT
PENICILLIN 1 JAM
CHLORAMPHENICOL 1,2 JAM
OXYTETRACYCLINE 4,2 JAM
TYLOSIN 5 JAM
KEL. SULFA > 6 JAM
TRIMETHOPRIM > 6 JAM
DOXYCICLINE 16 – 18 JAM
ERYTROMYCIN 8 – 9 JAM
BULETIN CP. MARET 2008 Nomor 99/Tahun IX
Kamis, 01 Januari 2009
Jangan Biarkan Ayam Anda Sakit
11.21
No comments
0 komentar:
Posting Komentar