Jumat, 21 November 2008

Bagaimanakah Treatment Air?

DALAM suatu peternakan, air memegang peranan angat penting. Namun dalam emakaiannya kita harus mengetahui keriteria air yang ideal dan bisa dikonsumsi oleh ternak, diantaranya adalah :
Derajat Keasaman (pH air)
a. pH Air Normal
• Derajat keasaman standar untuk air berkisar antara 6.8 s/d 7,5
b. Kondisi terlalu asam
• Air yang terlalu asam (pH < 5) dapat menyebabkan gangguan pada saluran encernaan ayam, serta menguran daya kerja obat/vitamin maupun vaksin (bila sedang dilakukan program pengobatan atan vaksinasi via air minum.
• Untuk mengurangi tingkat keasaman pada air (pH terlalu asam) dapat ditambahkan soda kue atau natrium bikarbonat dengan dosis 0,01% soda kue.
c. Kondisi terlalu basa
• Kondisi yang terlalu basa (kadar garam terlalu tinggi, selain rasanya tidak enak juga menyebabkan penyumbatan (endapan keras) pada pipa, kran,atau bak penampungan.
• Untuk yang terlalu basa, dapat dinetralisir dengan menambahkan asam cuka

Treatment chlorinasi
Chlorinasi sebaiknya dilakukan secara teratur dengan membuat pengenceran larutan sebagai berikut:
• Membuat larutan chlorin dengan cara melarutkan 1 kg kaporit bubuk dalam 70 liter air dan diendapkan selama kurang lebih 6 – 8 jam.
• Satu hari sebelum vaksin, pada saat vaksin dan satu hari setelah vaksin tidak boleh dilakukan chlorinasi.
• Larutan chlorin yang terbentuk diencerkan lagi untuk mendapatkan dosis ideal yang diperlukan, yaitu 3 sampai dengan 5 ppm, dengan cara diencerkan sebagai berikut:
a. 1 ml larutan chlorin dengan 10 liter air sama dengan 1 ppm.
b. 3 ml larutan chlorin dengan 10 liter air sama dengan 3 ppm.
c. 5 ml larutan chlorin dengan 10 liter air sama dengan 5 ppm.
• Untuk sumber air terbuka dosis yang diberikan 3 ppm, sedangkan untuk sumber air tertutup dosisnya 1 ppm.
• Tempat yang digunakan untuk melarutkan, mengencerkan serta menyimpan chlorin sebaiknya dalam keadaan tertutup, rapat dan bersih serta terhindar dari sinar matahari. Hal tersebut untuk menghindari terjadinya kerusakan chlorin itu sendiri dan juga penguapan larutan chlorin.

(Agus Setiawan, Technical Service and Development, PT. CPI, Jakarta)

Sumber CP Buletin Service edisi Mei 2006

0 komentar: