|
Kumpulan Tulisan Teknik Budidaya Ayam Broiler
Kandang sistem closed house adalah kandang tertutup yang menjamin keamanan secara biologi (kontak dengan organisme lain) dengan pengaturan ventilasi yang baik sehingga lebih sedikit stress yang terjadi pada ternak, menyediakan udara yang sehat bagi ternak, menyediakan iklim yang nyaman bagi ternak, meminimumkan tingkat stress pada ternak.
Ayam pedaging hasil persilangan dari berbagai bangsa ayam pedaging, yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan daging secara optimal dan edisien, memiliki keunggulan pertumbuhannya yang sangat cepat dengan bobot badan yang tinggi dalam waktu yang relatif pendek, konversi pakan kecil, siap dipotong pada usia muda serta menghasilkan kualitas daging berserat lunak, yang didukung dengan pakan yang berkualitas dan menajemen pemeliharaan yang maksmila
DOC(day old chick), anak yam umur 1 hari sangat menentukan keberhasilan usaha ternak ayam. Kondisi DOC yang baik merupakan modal awal yang sangat penting.
Campuran dari beberapa bahan baku pakan, baik yang sudah lengkap maupun yang masih akan dilengkapi, yang disusun secara khusus dan mengandung zat gizi yang mencukupi kebutuhan ternak untuk dapat dipergunakan sesuai dengan jenis ternaknya.
Campuran dari beberapa bahan baku pakan, baik yang sudah lengkap maupun yang masih akan dilengkapi, yang disusun secara khusus dan mengandung zat gizi yang mencukupi kebutuhan ternak untuk dapat dipergunakan sesuai dengan jenis ternaknya.
Kerjasama pemeliharaan ayam broiler dengan pola kerjasama inti dan plasma. Kerjasama dilaksanakan atas dasar saling percaya dan saling menguntungkan antara inti dan plasma.
|
|
|
|
| Print | |
Mikotoksin, cukup familiar kita mendengar istilah ini. Mikotoksin bisa dimaknai sebagai zat metabolit sekunder yang dihasilkan oleh jamur dan bersifat racun (toksik). Saat terkonsumsi ayam, produktivitas ayam akan menurun, baik berupa hambatan pertumbuhan, penurunan produksi telur atau bahkan kematian. Tidak hanya itu, zat metabolit ini juga berperan sebagai immunosuppressant, yakni agen yang mampu melemahkan sistem kekebalan tubuh maupun menjadikan respon tubuh dalam pembentukan antibodi hasil vaksinasi kurang optimal. Akibatnya tubuh ayam menjadi lebih mudah terinfeksi bibit penyakit.
Jenis Mikotoksin
Aflatoksin merupakan salah satu contoh jenis mikotoksin yang paling banyak dibicarakan di Indonesia, meski sebenarnya masih ada lebih dari 300 mikotoksin (Dr Simon M Shane). Tabel 1 menunjukkan beberapa mikotoksin yang relatif sering dijumpai.
Mikotoksin dapat muncul sepanjang alur pengadaan ransum, mulai penanaman, panen sampai penyimpanan. Bisa jadi sebelum bahan baku ransum dipanen, sudah terkontaminasi mikotoksin. Fusarium, penghasil mikotoksin jeniszearalenone, trichothecenes, fumonisin, merupakan contoh jamur yang paling sering mengkontaminasi selama masa penanaman. Sedangkan jamur yang sering mengkontaminasi selama di gudang penyimpanan ialah Aspergillus danPenicillium yang menghasilkan aflatoksin dan ochratoksin.
Berdasarkan data survei mikotoksin di Asia Tenggara (Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand dan Vietnam) pada 2009, menunjukkan bahwa aflatoksin B1 dan fumonisin paling sering ditemukan mengkontaminasi bahan baku ransum (jagung, gandum, bekatul, bungkil kedelai, corn gluten meal, DDGS) maupun ransum jadi dengan persentase sampel positif mencapai 52% dan 58%. Inilah yang menjawab pernyataan kenapa aflatoksin paling familiar di peternak kita.
Bahayanya Mikotoksin
Ayam pedaging yang mengkonsumsi ransum terkontaminasi mikotoksin terbukti pertumbuhannya terhambat. Hal ini setidaknya pernah dibuktikan dari percobaan yang dilakukan oleh Jones et al. (1982) pada tabel 2. Terlihat semakin besar konsentrasi aflatoksin, pertumbuhan ayam menjadi terhambat.
Tabel 2. Pengaruh Aflatoksin terhadap Performan Ayam Pedaging
Sumber : Jones et al., 1982
Begitu pula pada ayam petelur. Adanya kontaminasi mikotoksin akan mengakibatkan penurunan produksi telur, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Kasus “blood spot” dapat dipicu karena aflatoksin. Kualitas kerabang telur juga menurun karena aflatoksin akan menghambat proses konversi vitamin D3 yang terkandung dalam ransum menjadi bentuk aktif. Adanya mikotoksin ini akan mengakibatkan penurunan kadar protein serum, lipoprotein dan karotenoid.
Kasus “blood spot” karena aflatoksin
(Sumber : WATT Poultry)
Bintik-bintik putih pada paru-paru karena serangan spora Aspergillus
(Sumber : ThePoultrySite)
Ukuran bursa Fabricius lebih kecil (b) akibat aflatoksin dibandingkan normal (a)
(Sumber : Anonimous)
Kematian akibat mikotoksin juga bukan suatu keniscayaan. Hal ini seringkali disebabkan kerusakan organ-organ vital ayam, seperti paru-paru, kantung udara, hati maupun ginjal. Selain itu, efek immunosuppressive juga mengakibatkan sistem pertahanan tubuh ayam lemah (mudah terinfeksi penyakit) dan pembentukan titer antibodi hasil vaksinasi menjadi kurang optimal.
Ochratoksin mengakibatkan ginjal bengkak dan pucat
(Sumber : ThePoultrySite)
Yang Mesti Kita Lakukan
Kerugian yang besar akibat kontaminasi mikotoksin ini memaksa kita melakukan berbagai upaya untuk mencegahnya. Yah, untuk kasus mikotoksin pencegahan tumbuhnya jamur menjadi langkah awal terpenting yang harus kita lakukan.
Mengapa? Saat jamur telah tumbuh pada bahan baku pakan maka bisa dipastikan mikotoksin telah terbentuk. Dan lagi, untuk membasmi jamur sangatlah mudah, misalnya dengan pemanasan, namun tidak demikian dengan mikotoksin yang memerlukan treatment yang lebih banyak, baik perlakuan fisik, kimia maupun biologi, sehingga kurang efisien.
Beberapa langkah pencegahan yang bisa kita lakukan ialah
Saat jamur dan mikotoksin telah ditemukan mengkontaminasi ransum, beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk menekan efek mikotoksin ini antara lain :
Mikotoksin ternyata mampu menurunkan produktivitas ayam, bahkan menjadikan ayam rentan terserang penyakit (immunosuppressive). Oleh karena itu, sudah selayaknya kita melakukan antisipasi terhadap kehadirannya. Salam.
Info Medion Edisi Oktober 2010
|
|