Peternakan yang merupakan sub sektor pertanian dianggap sebagai salah satu faktor penyumbang emisi gas rumah kaca dalam jumlah besar yang diperkirakan mampu menyumbang sebesar 18% emisi gas penyebab pemanasan global. Salah satu usaha peternakan yang berkembang pesat dan memiliki permintaan pasar yang tinggi adalah budidaya ayam broiler. Namun demikian, meningkatnya populasi ayam broiler juga akan memberikan pengaruh negatif bagi
ayam, manusia dan lingkungan akibat peningkatan emisi gas beracun dan partikel lain yang dihasilkan dari ekskreta ayam broiler. Salah satu emisi gas beracun yang menimbulkan kerugian besar bagi peternakan ayam broiler adalah ammonia (NH3). Emisi gas ini dapat berdampak buruk terhadap peningkatan efek rumah kaca dan masalah lingkungan berupa bau tidak sedap. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan solusi alternatif penurunan kadar NH3 sehingga akan berpengaruh secara langsung pada penurunan jumlah emisi gas peternakan yang menjadi faktor penyebab terjadinya pemanasan global.
Populasi ayam broiler pada tahun 2009 mencapai 930.317.847 ekor (Badan Pusat Statistik, 2009) yang asumsikan menghasilkan ekskreta 141,2 ton dan emisi NH3 97.962.469 ppm. Apabila diperkirakan pada tahun 2013 populasi
ayam broiler dapat meningkat sejalan dengan meningkatnya konsumsi daging ayam broiler sebanyak 31% dari 2009 maka jumlah ekskreta ayam broiler yang dihasilkan sekitar 23.764,9 ton sehingga diperkirakan jumlah emisi NH3 yang dihasilkan adalah 128.330.834,8 ppm.
Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan teknologi yang mudah dan aplikatif sehingga bisa diterapkan secara optimal oleh peternak ayam broiler. Alternatif yang dapat digunakan untuk menanggulangi masalah emisi peternakan tersebut adalah dengan menggunakan zeolit pada litter peternakan ayam broiler. Kadar NH3 yang bisa dikurangi dengan menggunakan zeolit adalah sekitar 35,5% (Rudzik 1998). Apabila teknologi penggunaan zeolit ini diterapkan oleh peternak (minimal 20% dari keseluruhan populasi ayam broiler di Indonesia), maka jumlah emisi NH3 yang dapat dikurangi pada tahun 2009 dan 2013 adalah 34.776.677 ppm dan 82.773.388 ppm NH3 dari total produksi NH3 di Indonesia.
Teknik implementasi yang akan dilakukan dalam menjalankan alternatif ini adalah memberikan pemahaman dan melakukan sosialisasi secara luas kepada peternak ayam broiler tentang pentingnya penambahan zeolit pada litter/ ekskreta ayam broiler untuk menurunkan kadar NH3. Manfaat yang akan didapat dari aplikasi gagasan ini adalah terdapat cara pemanfaatan zeolit sebagai penurun emisi gas beracun dan bau tidak sedap pada ekskreta ayam broiler. Pihak-pihak yang diharapkan dapat membantu dalam implementasi gagasan ini adalah
Kementrian Pertanian, Direktorat Jendral Peternakan dan Dinas Peternakan setempat, Instansi Perguruan Tinggi dan Lembaga Riset, serta Gabungan Kelompok Peternak.
Download Sumber Tulisan/Tulisan Lengkap
Rabu, 06 Juli 2011
ZEOLIT SEBAGAI ALTERNATIF PENURUN EMISI GAS NH3 PADA PETERNAKAN AYAM BROILER DALAM UPAYA MITIGASI PEMANASAN GLOBAL
22.48
No comments
0 komentar:
Posting Komentar