Selasa, 27 April 2010

Pengobatan Tradisional untuk Menyembuhkan Flu Burung


PAKAR Biomolekuler dari Surabaya Dr Drh CA Nidom MS menyatakan penyakit Flu Burung akibat virus avian influenza (AI) dapat dicegah dan disembuhkan dengan pengobatan tradisional melalui berbagai tanaman dan tumbuh-rumbuhan (herbal
medicine) seperti temulawak, kunyit,dan lidah buaya (Aloe vera).Upaya pencegahan dan penanggulangan virus flu burung
sebetulnya relatif mudah dilakukan dan tidak memerlukan penerapan teknologi yang tinggi,” kata dosen FKH Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Dia juga menjelaskan bahwa struktur virus AI sebenarnya dapat rusak hanya dengan sabun (deterjen). Virus AI sangat peka dengan seluruh jenis disinfektan, termasuk biodesinfektan sehingga tidak memerlukan terknologi tinggi untuk menghambat virus tersebut.
Pengobatan dengam herbal juga dapat menghancurkan virus tersebut. Temulawak dan kunyit bisa dikonsumsi dalam bentuk minuman untuk mencegah peningkatan konsentrasi sitokin dalam tubuh akibat inveksi virus AI dengan sub tipe H5N1. Temulawak dan kunyit ini sangat efektif karena kandungan curcuma yang ada pada keduanya berpotensi sebagai inhibitor terhadap sintesis sitokin,” katanya. Hal sama juga terdapat pada tanaman lidah buaya. “Lidah buaya memiliki kandungan emodin dan scutellaria yang berfungsi sebagai antiviral. Bahan itu mampu menghancurkan enzim yang terdapat pada virus flu burung.
Namun, formulasi herbal medicine yang tepat sampai saat ini masih menunggu para peneliti dari Fakultas Farmasi untuk merumuskannya,sehingga dapat digunakan menanggulangi virus flu burung.Sedangkan infeksi flu burung pada manusia, beliau menilai hal itu bersumber dari sektor peternakan, karena itu penyelesaiannya harus bersifat terintegrasi dan terkoordinasi antar instansi. Departemen Pertanian sudah menetapkan sembilan langkah strategis guna menangani erebaknya virus itu, diantaranya biosekuriti yang ketat, depoluasi, vaksinasi,pengendalian lalu lintas, surveilians,
penelusuran, dan public awareness melalui restocking, stamping out di daerah yang baru tertular, serta monitoring dan evaluasi. Selain itu,Departemen Kesehatan juga sudah menetapkan langkah penanggunalan virus flu burung, antara lain mencegah infeksi baru pada hewan/unggas, melindungi kelompok beresiko tinggi dengan biosekuriti, strategi surveilans sebagaimana diterapkan Deptan dan strategi komunikasi, informasi serta edukasi.
Depkes juga mengeluarkan strategi menajemen kasus dan pengendalian infeksi di sarana kesehatan, peningkatan studi/
penelitian kesehatan, dan menyatakan bahwa flu burung merupakan Kejadian Luar Biasa (KLB) dalam skala nasional ehingga setiap orang harus benar-benar waspada.

(Suber : Republika Nopember 2005)
BULETIN CP. JANUARI 2006

0 komentar: