DALAM menjalankan budidaya broiler agar mendapatkan hasil yang baik harus memerlukan seni tersendiri. Masalah pakan, strain yang baik dan manajemen sangat kita perhatikan. Ada hal kecil yang masih diabaikan yaitu manajemen litter. Dalam kondisi apapun, bentuk kandang yang bagaimanapun, kita harus menjaga agar litter selalu kering Ada yang berpendapat kalau litter kering, susah untuk menjual pupuknya nanti, jadi mereka menginginkan kondisi litter yang lembab atau basah. Tetapi pendapat
atau argument tersebut tidak benar, karena litter basah atau lembab mengakibatkan kadar amoniak yang tinggi dan akan mengakibatkan performance ayam menjadi menurun.
Tanpa menggunakan alat, amoniak hanya bisa dideteksi jika kadarnya dalam kandang paling sedikit 20 ppm, pada hal dengan kadar amoniak seperti itu sudah mengakibatkan kerusakan pada paru-paru.
Adapun beberapa jenis bahan yang dapat digunakan sebagai alas kandang ( Litter ) untuk budidaya broiler sebagai berikut :
1. Sekam padi (Tidak terlalu menyerap, dapat dicampur dengan bahan lain)
2. Jerami yang telah dipotong kecil.
3. Serbuk gergaji (Berdebu,dan biasanya tidak terlalu disarankan)
4. Kertas yang telah dipotong kecil (Susah diterapkan untuk daerah yang kelembaban tinggi).
5. Pasir (Untuk daerah kering).
6. Serutan kayu (Wood shavings)
(Catatan : Litter digunakan tergantung yang tersedia diarea atau daerah masing-masing).
Litter atau alas kandang sebaiknya sudah dipersiapkan sebelum anak ayam masuk agar
supaya semua kebutuhan anak ayam bisa terpenuhi. Prosedur pemasukan sekam dalam kandang adalah sebagai berikut (Gambar 1.)
Kebutuhan dan kualitas litter
Standar kebutuhan litter seperti pada Tabel 2 dibawah ini :
Selain standar litter pada Tabel 2 diatas dapat juga ditentukan kebutuhan litter per 1,000 ekor ayam. Hal ini hanya untuk mempermudah saja dalam menghitung kebutuhan litter, karena biasanya sekam padi dijual sudah dalam karung pakan (1,000 ekor ayam membutuhkan sekam sebanyak 40 – 50 karung pakan) Bukan hal yang susah menjaga kondisi litter didalam kandang tetap kering dan tidak menggumpal jika faktor pencetus diatas dapat dihindari. Namun terlepas dari semua itu peranan anak kandang atau care taker sangat menentukan, terutama dalam hal ketelitiannya dalam mengontrol
permasalahan didalam kandang.
Sekam yang menggumpal langsung dikeluarkan dan diganti dengan yang baru. Jika dasarnya sudah lembab sebaiknya ditaburi kapur agar cepat kering, setelah itu baru ditambahkan sekam yang baru. Atap kandang yang bocor secepatnya diperbaiki, dan hindari pekerjaan yang tergesagesa, terutama dalam pergantian air minum, jangan sampai tumpah ke litter. Ventilasi harus baik dan lancar, agar sirkulasi udara cukup baik, sehingga udara kotor tidak terakumulasi didalam kandang.
Selain itu, penyebab penurunan kualitas litter harus dianalisa dan langsung dilakukan tindakan agar tidak menjadi faktor pemicu menurunnya kualitas kesehatan ayam yang selanjutnya akan mengakibatkan performance produksi kurang baik (Gambar 3).
Kesimpulan
Kondisi litter tetap harus dijaga agar selalu kering dan gunakanlah litter atau alas kandang yang tersedia dan layak dipakai, sesuai kondisi area pemeliharaan masing-masing. Bedakan penurunan kualitas litter karena disebabkan oleh kondisi ayam (Infeksi penyakit, seperti enteritis) atau kondisi lingkungan, sehingga penyebab permasalahan dapat diantisipasi dengan cepat. Kondisi litter mempengaruhi performance, jadi tidak bisa dianggap sesuatu yang tidak penting.
Syahrir Akil, Manager Technical Service and Development, Charoen Pokphand Indonesia.
Buletin CP Edisi Juli 2006 No 79/tahun VII