Penggunaan semawar untuk brooder sudah umum digunakan oleh banyak peternak. Semawar tersebut berbahan baker minyak tanah, namun seiring dengan adanya program pemerintah tentang penggantian minyak tanah oleh kayu bakar, peternak pun semakain sulit untuk mendapatkan minyak tanah, dan kalaupun ada harganya mahal. Keadaan ini merangsang peternak untuk memodifikasi semawar yang berbahan bakar minyak tanah diganti dengan bahan bakar gas.
Secara teknis operasional, hamper tidak ada perbedaan yang terlalu mencolok, rangkaian pun sama dengan yang berbahan bakar minyak tanah. Yang membedakannya hanya terdapat alat tambahan berupa regulator untuk mengatur keluarnya gas dari tabungdan sebuah pipa untuk menyalurkan gas dari tabung ke semawar.
Bahan:
- semawar (ukuran 202, 203, tergantung pilihan peternak)
- regulator untuk mengatur keluarnya gas dari tabung ke semawar
- selang gas
- pipa gas
- tutup seng (bisa menggunakan seng yang biasa dipergunakan untuk semawar yang menggunakan minyak tanah)
- harga 1 set semawar + Rp 260.000
bila dilihat dari efisiensi biaya, menggunakan gas relative lebih murah. Sebagai contoh selama 24 jam dengan menggunakan minyak tanah bisa menghabiskan sebanyak 5 liter, bila harga per liter minyak tanah rp 4.000 berarti per hari (24jam) biaya yang diperlukan Rp 20.000. bila menggunakan gas, 1 tabung gas kecil (3 kg) bisa cukup untuk 1 hari (24jam), harga gas 3kg Rp 15.000. dari contoh itu sudah terlihat perbedaan sebesar Rp 5.000/semawar/hari.