(Evaluation of skip a day feed removal programme on the Broiler Chicken)
Muhammad Azhar / I 411 08 271
Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar, 90245.
Abstrak
Program pemuasaan berselang (skip a day feed removal programme) pada ayam pedaging bertujuan untuk mencegah kematian ayam pedaging pada fase finisher akibat stress karena panas metabolisme dari konsumsi pakan yang ad libitum, kelainan pada kaki akibat berat badan, dan perlemakan yang banyak. Program ini dilakukan pada 200 ekor ayam ras pedaging strain Cobb Sr 707 selama 12 jam per hari dengan interval 2 hari pada peroide yang berbeda, kelompok A (50 ekor) dipuasakan pada hari ke-10, 12, 14, dan 16 sedangkan kelompok B (25 ekor) dipusakan pada hari ke-22, 24, 26, dan 28 serta terdapat kontrol kelompok A (50 ekor) dan Kontrol kelompok B (25 ekor). Pakan yang diberikan pada fase starter adalah butiran, CP11 (protein 23%, EM 3150 kkal/kg), fase finisher adalah konsentrat dan jagung 33 : 67 (protein 18%, EM 3050 kkal/kg). Produktfitas ayam pedaging yang dipelihara dengan perlakuan pemuasaan berselang pada periode yang berbeda yaitu ayam dengan perlakuan A konsumsi pakan 2561 gr/ekor, pertambahan berat badan 52,6 gr/hari, berat badan akhir 1639,7 gr, konversi pakan 1,56. Dengan perlakuan B konsumsi pakan 3289 gr/ekor, pertambahan barat badan 57,53 gr/hari, barat badan akhir 1773,9 gr, konversi pakan 1,85. Sedangkan Kontrol konsumsi pakan 2700 gr/ekor, pertambahan berat badan 55,3 gr/hari, berat badan akhir 1704,2 gr, dan konversi pakan 1,6.
Kata kunci: Pemuasaan berselang, produktifitas, ayam pedaging, Cobb
PENDAHULUAN
Pemeliharaan ayam pedaging terutama di daerah tropis seringkali menimbulkan masalah yang cukup serius seperti kematian pada akhir pemeliharaan, perlemakan yang banyak, dan kelainan pada kaki. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan pembatasan pakan, pembatasan pakan bertujuan untuk mengurangi panas metabolik dari pakan yang dikonsumsi oleh ayam dan ditambah udara panas akan menimbulkan stress kemudian berlanjut menjadi kematian pada ayam, perlemakan akan berkurang karena setelah dilakukan pemuasaan maka kerja dari sistem pencernaan unggas (ayam pedaging) untuk mengubah pakan menjadi otot/daging akan maksimal, dan kelainan pada kaki tidak akan terjadi jika ayam tidak berada pada berat badan yang maksimal sebelum kaki menjadi kuat. Program yang membatasi pertumbuhan awal ayam pedaging secara luas digunakan untuk mengurangi angka kematian dan juga untuk meningkatkan konversi pakan (Dozier, dkk, 2002). Pembatasan pakan dengan program pemuasaan berselang (skip a day feed removal programme) di daerah tropis belum dapat diaplikasikan secara maksimal karena temperatur di daerah tropis yang dapat berubah secara derastis misalnya pada malam hari yang diprediksi temperatur akan turun namun meningkat/tinggi sehingga dapat menyebabkan kesalahan dalam menentukan waktu pemuasaan. Hal inilah yang melatar belakangi dilakukannya praktikum manajemen ternak unggas mengenai evaluasi program pemuasaan berselang pada ayam pedaging (evaluation of skip a day feed removal programme on the broiler chicken).
MATERI DAN METODE
Sebanyak 200 ekor ayam ras pedaging strain Cobb SR 707 umur sehari berkelamin campuran dipelihara selama 7 hari dalam brooder guard (induk buatan), ayam kemudian dipindahkan kedalam 4 buah kandang kelompok berukuran 2,5 x 3 meter yang diisi masing-masing 50 ekor hingga berumur 35 hari. Dua buah kandang digunakan sebagai control dan dua lainnya diberikan perlakuan pemuasaan berselang selama 12 jam per hari dengan interval 2 hari pada periode yang berbeda. Kelompok A dipuasakan pasa hari ke-10, 12, 14, dan 16, kelompok b dipuasakan pada hari ke-22, 24, 26, dan 28. Untuk mengetahui adanya perbedaan tingkat kepadatan, kelompok B dan kontrolnya dikurangi jumlah ayamnya sebanyak 50% sehingga jumlah ayam yang tersisa hingga akhir percobaan adalah 25 ekor.
Pakan yang diberikan terdiri atas dua jenis pakan yang disusun berdasarkan rekomendasi NRC (1994) (Tabel 1). Pemberian pakan dan air minum dilakukan secara ad libitum. Parameter produktifitas ayam pedaging yang dianalisis antara lain konsumsi pakan, pertambahan berat badan, berat badan akhir, dan konversi pakan.
Tabel 1. Komposisi nutrisi pakan yang digunakan selama penelitian
No.
Jenis Pakan
Komposisi Pakan
Protein (%)
EM (kkal/kg)
1.
Pakan Starter (Butiran, CP11)*
23
3150
2.
Pakan Finisher (konsentrat : jagung, 33; 67)*
18
3050
* Berdasarkan Hasil Estimasi
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengamatan terhadap produktifitas ayam pedaging yang diberi perlakuan pemuasaan berselang selama 4 (empat) hari dengan periode yang berbeda dapat dilihat pada table 2.
Tabel 2. Produktifitas ayam pedaging yang dipelihara dengan perlakuan pemuasaan berselang pada periode yang berbeda
Parameter
Perlakuan Pemuasan Berselang
Kontrol
Perlakuan A
Perlakuan B
Konsumsi Pakan (g/e)
2700
2561
3289
Pertambahan Berat Badan (g/hari)
55,3
52,6
57,53
Berat Badan Akhir (g)
1704,2
1639,7
1773,9
Konversi Pakan
1,6
1,56
1,85
Keterangan: A. Perlakuan pemuasaan selama 12 jam pada hari ke-10, 12, 14, dan 16
B. Perlakuan pemuasaan selama 12 jam pada hari ke-22, 24, 26, dan 28
Tingginya rata-rata konsumsi pakan ayam pada perlakuan B (3289 gr/ekor) dibandingkan ayam pada perlakuan A (2561 gr/ekor), karena ayam pada perlakuan ini tidak dilakukan pemuasaan pada fase awal (pertumbuhan) sehingga ayam yang diberi pakan secara ad libitum akan memaksimalkan pakan tersebut untuk pertumbuhan yang cepat, sebab lainnya adalah ayam pada perlakuan tersebut jumlahnya lebih sedikit dari pada jumlah ayam pada perlakuan A sehingga tidak terjadi persaingan dalam mengkonsumsi pakan. Hal Ini tidak sesuai dengan pendapat Anungsaptonugroho (2010) bahwa, ayam broiler pada minggu ke-5 memiliki berat badan 2912 gr/ekor.
Rata-rata pertambahan berat badan ayam pedaging pada perlakuan (B 57,53 gr/hari) lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata pertambahan berat badan pada perlakuan A. Hal tersebut juga berhubungan dengan besarnya konsumsi pakan dari ayam pada perlakuan B memiliki korelasi positif terhadap pertambahan berat badan dan sebab lainnya adalah karena ayam tersebut dipuasakan pada fase starter. Hal ini didukung oleh pendapat Anonim (2007) bahwa, besarnya konsumsi pakan oleh ayam pedaging akan berbanding lurus terhadap pertambahan berat badan tanpa ada faktor lain seperti penyakit.
Rata-rata berat badan akhir ayam pedaging perlakuan B (1773,9 gr). Tingginya berat badan akhir pada ayam tersebut dibandingkan dengan ayam pada perlakuan A berhubungan dengan tingginya konsumsi pakan, hal tersebut disebabkan karena ayam pada perlakuan B tidak dipuasakan pada fase starter sehingga pakan yang dikonsumsi dapat dimaksimal untuk pertumbuhan yang cepat dan ketika terjadi perlemakan maka pertumbuhan akan berlangsung lambat dan hasil akhir dari pertumbuhan yang lambat adalah berat badan akhir yang rendah. Hal ini sesuai dengan pendapat Anungsaptonugroho (2010) bahwa, ayam broiler mengalami pertumbuhan yang berlangsung cepat pada periode starter yang kemudian pertumbuhan akan berlangsung melambat dan terjadi karena penimbunan lemak tubuh.
Rata-rara konversi pakan ayam pedaging pada perlakuan A (1,56) lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata konversi pakan pada perlakuan lain. Hal tersebut disebabkan karena ayam pada perlakuan tersebut dipuasakan pada fase starter dan ketika program pemuasaan telah selesai maka ayam akan berusaha menggantikan konsumsi pakan saat pemuasaan, dengan cara mempercepat conversi pakan yang dikonsumsi secara ad libitum menjadi otot/daging. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Faradis (2009) bahwa, rata-rata konversi ransum ayam pedaging adalah 1,12. Dampak pemuasaan terhadap ayam pedaging adalah menurunnya perlemakan pada ayam pedaging. Hal ini didukung oleh pendapat Santoso, dkk (2008) bahwa, dampak dari program pemuasaan berselang pada ayam broiler adalah menurunnya perlemakan karena pengurangan kadar protein yang tinggi pada pakan ayam broiler yang juga berdampak pada performance dan komposisi tubuh ayam broiler.
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang dilakukan mengenai evaluasi program pemuasaan berselang pada ayam pedaging (evaluation of skip a day feed removal programme on the Broiler Chicken) dapat ditarik kesimpulan bahwa program pemuasaan pada fase starter akan meningkatkan kemampuan ayam untuk mengkonversi pakan. Sedangkan pemuasaan pada fase finisher akan meningkatkan kemampuan ayam dalam pertambahan berat badan per hari dan juga menyebabkan tingginya jumlah konsumsi pakan dari ayam yang menyebabkan berat badan akhir yang tinggi. Perlakuan yang tepat diterapkan di Indonesia (daerah tropis) adalah perlakuan B karena mamiliki berat akhir yang tinggi yang sesuai dengan permintaan dari konsumen di Indonesia namun perlakuan tersebut memiliki konversi pakan yang buruk.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2007. Budidaya Ayam Pedaging (Broiler). http://teknis-budidaya.blogspot.com/ 2007/ 10/budidaya-sapi-potong.html. Diakses 27 Mei 2010
Anungsaptonugroho. 2010. Anungsaptonugroho’s Blog. http://anungsaptonugroho.word press. com/. Dakses 27 Mei 2010
Dozier, W. A, dkk. 2002. Effects of Early Skip-a-Day Feed. http://translate.google.co.id/ translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://japr.fas.org/cgi/reprint/11/3/297.pdf. Diakses 27 Mei 2010
Paradis, Huda Alfin. 2009. Evaluasi Kecukupan Nutrien pada Ransum Ayam Broiler Di Peternakan Cv Perdana Putra Chicken Bogor. Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro. Semarang
Santoso, Urip, dkk. 2008. Early Skip-a-Day Feeding of Female Broiler Chicks Fed High- Protein Realimentation Diets Performance and Body Composition. https://uripsantoso.wordpress.com/2008/05/04/early-skip-a-day-feeding-of-femalebroil er-chicks-fed-high-protein- realimentation-diets -performance-and-body-composition/.
Sumber : http://chytoxx.blogspot.com/2010/05/evaluasi-program-pemuasaan-berselang.html