Close Housed

Kandang sistem closed house adalah kandang tertutup yang menjamin keamanan secara biologi (kontak dengan organisme lain) dengan pengaturan ventilasi yang baik sehingga lebih sedikit stress yang terjadi pada ternak, menyediakan udara yang sehat bagi ternak, menyediakan iklim yang nyaman bagi ternak, meminimumkan tingkat stress pada ternak.

Broiler Modern

Ayam pedaging hasil persilangan dari berbagai bangsa ayam pedaging, yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan daging secara optimal dan edisien, memiliki keunggulan pertumbuhannya yang sangat cepat dengan bobot badan yang tinggi dalam waktu yang relatif pendek, konversi pakan kecil, siap dipotong pada usia muda serta menghasilkan kualitas daging berserat lunak, yang didukung dengan pakan yang berkualitas dan menajemen pemeliharaan yang maksmila

DOC ( Day Old Chick )

DOC(day old chick), anak yam umur 1 hari sangat menentukan keberhasilan usaha ternak ayam. Kondisi DOC yang baik merupakan modal awal yang sangat penting.

Broiler

Campuran dari beberapa bahan baku pakan, baik yang sudah lengkap maupun yang masih akan dilengkapi, yang disusun secara khusus dan mengandung zat gizi yang mencukupi kebutuhan ternak untuk dapat dipergunakan sesuai dengan jenis ternaknya.

Pakan Ayam Broiler

Campuran dari beberapa bahan baku pakan, baik yang sudah lengkap maupun yang masih akan dilengkapi, yang disusun secara khusus dan mengandung zat gizi yang mencukupi kebutuhan ternak untuk dapat dipergunakan sesuai dengan jenis ternaknya.

Kemitraan Ayam Broiler

Kerjasama pemeliharaan ayam broiler dengan pola kerjasama inti dan plasma. Kerjasama dilaksanakan atas dasar saling percaya dan saling menguntungkan antara inti dan plasma.

Kamis, 15 Oktober 2009

Menghitung Index Performance (IP) Ayam Broiler

Menghitung Index Performance (IP) Ayam Broiler

Penghitungan Index Performance (IP) merupakan salah satu parameter keberhasilan
pemeliharaan ayam broiler. Sedangkan pencapaian kinerja pemeliharaan ayam broiler yang
utama dilakukan melalui pengukuran 5 (lima) parameter, yaitu :
1) Pencapaian bobot badan atau Body Weight (BW);
2) Tingkat konsumsi pakan atau Feed Coversion Ratio (FCR);
3) Rata-rata Umur atau Age saat dipanen (A/U);
4) Tingkat kematian atau Mortality (M);
5) Nilai Produksi (NP)/Indek Performance (IP).

Pengukuran dan penilaian kelima parameter kinerja pemeliharaan mencerminkan kualitas
pemeliharaan ayam broiler. Cara mengukur/menghitung kelima parameter prestasi
pemeliharaan ayam broiler adalah seperti berikut :

Tulisan Lengkap Klik Disini

Rabu, 14 Oktober 2009

Metode Sexing Pada Anak Ayam (DOC)


Sexing DOC bisa dilakukan dengan dua metode: 1) sexing kloaka atau 2) sexing bulu. Setiap metode memiliki kesulitannya masing-masing sehingga jarang digunakan oleh pemilik peternakan skala kecil. Sexing kloaka didasarkan pada identifikasi visual jenis kelamin berdasarkan bentuk organ seksual. Sexing bulu didasarkan pada perbedaan antara karakteristik pada saat menetas.

Sexing kloaka pada ayam saat menetas memiliki tingkat kesulitan tersendiri yang menjadikannya cenderung lebih susah dibandingkan menentukan jenis kelamin jenis hewan lainnya. Alasannya karena organ seksual unggas terletak di dalam tubuhnya dan tidak mudah dibedakan. Organ kopulatori ayam bisa diidentifikasi apakah berjenis kelamin jantan atau betina dari bentuknya, namun ada lebih dari 15 perbedaan bentuk untuk diperhatikan. Oleh karena itu, hanya ada beberapa orang memiliki pengalaman dalam menentukan jenis kelamin unggas karena proses yang sulit tersebut. Kebanyakan dari mereka dilatih dan dipekerjakan di hatchery komersial. Pelatihan menjadi chick sexer ini sangat sulit dan terlalu panjang sehingga rata-rata pemilik peternakan unggas jarang menggunakannya.
Sexing bulu berdasarkan ada karakteristik yang membedakan antara ayam jantan dan betina. Metodenya sangat mudah dipelajari oleh anak kandang, namun kemunculan bulu ditentukan oleh sifat-sifat genetik terseleksi yang biasanya tampak pada strain ayam. Kebanyakan strain ayam tidak memiliki karakteristik sexing bulu dan pertumbuhan bulu dari kedua jenis kelamin muncur identikal (hampir sama).


Metode paling sesuai dari sexing ayam yang dilakukan oleh para pemilik peternakan yaitu memelihara unggas sampai mulai menunjukkan karakteristik sekunder alami dari ujenis kelaminnya. Pada jantan, jengger dan pialnya akan lebih besar dibandingkan betina dan kepala jantan akan lebih cekung dan terlihat maskulin. Betina akan tumbuh lebih lambat dibanding jantan dan lebih jernih serta terlihat feminin. Pada beberapa varietas, bulu dari tiap jenis kelamin akan berkembang sesuai karakteristik pola warna yang mengidentifikasinya. Varietas unggas ini sama dengan strain sexing bulu yang disebutkan di atas. Sexing berdasarkan karakteristik seksual sekunder biasanya tampak saat ayam berumur 4 hingga 6 minggu

Sumber: Missisipi State University (2008)
http://cjfeed.co.id/index.php?option=com_content&task=view&id=333&Itemid=202

Senin, 12 Oktober 2009

JUDUL : PENGARUH PEMBERIAN PROBIOTIK KOMBUCHA TERHADAP PERSENTASE KARKAS, BOBOT LEMAK ABDOMEN DAN ORGAN DALAM PADA AYAM BROILER

PUSTAKA IPTEK

Jurnal Saint dan Teknologi BPPT

PENGARANG : Sindu Akhadiarto

V4.n5.27

Abstract

Fermented tea of kombucha is one of natural feed additive which as probiotics and to prevent bacterial pathogen. Material contains of kombucha like organics acids, enzym, vitamin, live microrganism, and another nutrient will be advantage for broiler chicken. Purpose of this reseach is to evaluate kombucha as feed additive for carcass quality, body fat and edible offal. One hundred day old chicken (DOC) used for 3 treatment : comercial feed type 511 from PT Charoen Phokphan, Selfmade feed (local feed) and local feed plus kombucha (1% of water). Percentage of carcass, boy fat and edible offal (Heart, gizzard, lever, and caecum) measured when 35 day old broiler chicken. Percentage of carcass increase 2% when kombucha fed into water, but kombucha doesnt effect for edible offal and body fat (abdominal and surround the upper and lower parts of the digestive tract). Comercial feed result high percentage of carcass because its has high value at body fat.

Katakunci : Feed Additive , pakan lokal, kombucha.

Sumber :
Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol.4, No.5, (Agustus 2002), hal. 190-193 Humas-BPPT/ANY

PENDAHULUAN

Biaya pakan dalam usaha budidaya ternak unggas (ayam broiler), merupakan komponen terbesar, yaitu sekitar 70%. Mahalnya biaya pakan ini disebabkan karena sebagian besar bahan bakunya masih diimport. Di sisi lain, ketersediaan yang tidak menentu dan tidak adanya jaminan stabilitas kualitas bahan pakan dalam negeri, menyebabkan penggunaan bahan baku impor meningkat. Oleh karena itu penggunaan bahan baku pakan impor akan selalu diusahakan berkurang dengan menggunakan bahan pakan lokal yang berpotensi dan memiliki jumlah yang cukup banyak. Beberapa bahan pakan lokal memiliki kandungan nutrisi rendah dan adanya zat anti nutrisi, oleh karena itu diperlukan usaha untuk mengolah dan menambah bahan pakan imbuhan ( feed additive ) untuk membantu meningkatkan pemanfaatan pakan berbahan baku lokal.

Feed additive (pakan tambahan) terdiri dari vitamin, mineral, antibiotik, kontrabiotik, dan faktor lain seperti hormon pertumbuhan yang umumnya digunakan untuk meningkatkan efisiensi pakan dan performan unggas. Beberapa pakan tambahan seperti hormon dan antibiotik telah dilarang penggunaannya di Indonesia karena terkait dengan isu global peternakan unggas saat ini yaitu adanya cemaran residu yang berbahaya bagi konsumen, resistensi bakteri tertentu dan isu lingkungan. Hanya beberapa jenis antibiotik yang masih dapat dipergunakan, diantaranya avilamycin dan flavomycin.

Ayam broiler memerlukan pakan yang berkualitas tinggi untuk menopang pertumbuhan-nya. Disamping itu, keberadaan pakan tambahan dalam pakan terbukti dapat meningkatkan efisiensi pakan, sehingga dapat menguntungkan para peternak ayam broiler.

Beberapa masalah akan muncul dengan pemberian pakan berkualitas tinggi dan penggunaan pakan tambahan khususnya antibiotik pada ayam broiler. Kandungan lemak yang tinggi dan adanya residu antibiotik dalam karkas ayam broiler merupakan dua masalah utama yang perlu ditanggulangi agar dapat menghasilkan produk yang aman dikonsumsi. Akumulasi antibiotik dalam tubuh manusia dapat menyebabkan sejumlah mikroflora menjadi resisten terhadap antibiotik, sehingga untuk jangka panjang membahayakan kesehatan manusia, sedangkan akumulasi lemak dalam tubuh ternak dapat menurunkan nilai komoditi dari ternak tersebut. Dalam upaya menghasilkan produk peternakan yang sehat, maka diperlukan alternatif penggunaan pakan tambahan yang bersifat alami.

Kombucha adalah teh fermentasi yang telah lama dikenal sebagai biofarmasi untuk manusia di beberapa negara. Teh fermentasi kombucha mengandung beberapa mikroorganisme menguntungkan yaitu Acetobacter xylinium , Bacterium glucocum , Acetobacter kategonum, Picha fermentans serta Sacharomyces (2) . Hasil fermentasinya berupa suspensi yang dapat menghasilkan asam glukoronat, asam laktat, vitamin, bahan antibiotik, dan produk lainnya (3).

KESIMPULAN

Hasil penelitian secara umum menunjukkan bahwa teh fermentasi kombucha dapat diberikan pada ayam broiler dan tidak berpengaruh negatif. Penambahannnya berpengaruh meningkatkan persentase karkas sebesar 2 %. Persentase organ dalam pada perlakuan pakan lokal dengan pakan lokal ditambah kombucha tidak nyata berbeda pada organ hati, seka, gizard dan jantung, demikian pula dengan lemak abdomen dan lemak organ dalamnya.

Perbedaan antara pakan komersial dan pakan lokal sangat nyata pada setiap parameter yang diukur. Persentase karkas pakan komersial lebih besar dibandingkan dengan pakan lokal karena dipengaruhi oleh komposisi lemak abdomen dan organ dalam.

Disarankan penelitian penggunaan teh fermentasi kombucha dilanjutkan pada level penggunaan yang lebih bervariasi untuk mengetahui pengaruhnya secara lebih rinci.

sumber : http://www.iptek.net.id/ind/?mnu=8&ch=jsti&id=303

RESPON AYAM PEDAGING TERHADAP RANSUM YANG MENGANDUNG TEPUNG CACING TANAH (Lumbricus rubellus)

HETI RESNAWATI
Balai Penelitian Ternak, PO Box 221, Bogor 16002
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2005

ABSTRAK
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh tepung cacing tanah dalam ransum terhadap
penampilan ayam pedaging. Sebanyak 80 ekor ayam umur sehari strain Arbor Acre (AA) dibagi atas 4
perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan terdiri dari ransum yang mengandung berbagai taraf tepung cacing tanah
yaitu 0, 5, 10 dan 15%, diberikan pada ayam umur 0-5 minggu. Pertambahan bobot hidup per ekor per
minggu pada masing-masing perlakuan berturut-turut adalah 280,2; 282,5; 266,0 dan 280,3 g; konsumsi
ransum adalah 506,95; 512,32; 515,46 dan 501,67 g; konversi ransum adalah 2,05; 1,96; 2,02 dan 2,05g.
Hasil percobaan memperlihatkan bahwa pertambahan bobot hidup, konsumsi ransum, konversi ransum, bobot
karkas, bobot bagian karkas dan organ dalam tidak nyata (P>0,05) dipengaruhi oleh perlakuan ransum.
Keadaan ini mengindikasikan bahwa ransum yang mengandung tepung cacing tanah 5-15% sampai umur 5
minggu dapat direkomendasikan untuk mencapai penampilan optimal ayam pedaging.
Kata Kunci: Tepung Cacing Tanah, Penampilan, Broiler

Dokumen Lengkap Klik disini