Close Housed

Kandang sistem closed house adalah kandang tertutup yang menjamin keamanan secara biologi (kontak dengan organisme lain) dengan pengaturan ventilasi yang baik sehingga lebih sedikit stress yang terjadi pada ternak, menyediakan udara yang sehat bagi ternak, menyediakan iklim yang nyaman bagi ternak, meminimumkan tingkat stress pada ternak.

Broiler Modern

Ayam pedaging hasil persilangan dari berbagai bangsa ayam pedaging, yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan daging secara optimal dan edisien, memiliki keunggulan pertumbuhannya yang sangat cepat dengan bobot badan yang tinggi dalam waktu yang relatif pendek, konversi pakan kecil, siap dipotong pada usia muda serta menghasilkan kualitas daging berserat lunak, yang didukung dengan pakan yang berkualitas dan menajemen pemeliharaan yang maksmila

DOC ( Day Old Chick )

DOC(day old chick), anak yam umur 1 hari sangat menentukan keberhasilan usaha ternak ayam. Kondisi DOC yang baik merupakan modal awal yang sangat penting.

Broiler

Campuran dari beberapa bahan baku pakan, baik yang sudah lengkap maupun yang masih akan dilengkapi, yang disusun secara khusus dan mengandung zat gizi yang mencukupi kebutuhan ternak untuk dapat dipergunakan sesuai dengan jenis ternaknya.

Pakan Ayam Broiler

Campuran dari beberapa bahan baku pakan, baik yang sudah lengkap maupun yang masih akan dilengkapi, yang disusun secara khusus dan mengandung zat gizi yang mencukupi kebutuhan ternak untuk dapat dipergunakan sesuai dengan jenis ternaknya.

Kemitraan Ayam Broiler

Kerjasama pemeliharaan ayam broiler dengan pola kerjasama inti dan plasma. Kerjasama dilaksanakan atas dasar saling percaya dan saling menguntungkan antara inti dan plasma.

Rabu, 18 Februari 2009

Vitamin K Untuk Unggas

Vitamin K Untuk Unggas

Vitamin merupakan nutrien organik yang dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk berbagai fungsi biokimiawi yang umumnya tidak disintesis oleh tubuh sehingga harus dipasok dari pakan.

Asal kata Vitamin K berasal dari ”Koagulations” dalam bahasa Jerman, banyak dibutuhkan untuk proses pembekuan darah. Secara kimia vitamin K terdiri dari turunan 2 methyl-1,4-naphthoquinone. Vitamin K2 (menaquinone, menatetrenone) secara normal diproduksi oleh bakteri dalam saluran pencernaan, dan defisiensi gizi akibat diet yang sangat jarang kecuali saluran pencernaan mengalami kerusakan yang sangat parah sehingga tidak dapat menyerap molekul.

Kekurangan Vitamin K

Kekurangan vitamin K akan memperlambat pembekuan darah. Anak ayam yang dalam ransumnya kekurangan vitamin K, dapat menyebabkan kematian karena pendarahan akibat luka-luka yang disebabkan pecahnya urat darah. Hemorrhagi dapat timbul di bawah kulit, intramuskular atau intraperitoneal, yang luasnya bervariasi.

Gejala defisiensi atau kekurangan vitamin K sering timbul pada anak ayam sekitar dua sampai tiga minggu setelah anak ayam tersebut mulai makan ransum yang defisiensi akan vitamin K. Sulfaquinoksalin dalam ransum atau dalam air minum mempertinggi parahnya gejala tersebut. Hemorrhagi dapat terlihat pada dada, kaki, sayap, dalam rongga perut dan pada permukaan usus. Anak ayam menderita anemia sebagian disebabkan karena kehilangan darah akan tetapi juga karena sumsum tulang yang hipoplastik. Defisiensi ringan seringkali menyebabkan bercak-bercak hemorrhagis.
Ayam dewasa kelihatannya tidak dipengaruhi oleh defisiensi vitamin K akut. Hal ini menimbulkan dugaan bahwa ayam dewasa dapat mensintesis vitamin tersebut. Ayam dewasa yang mendapat ransum berkadar vitamin K rendah, menghasilkan telur-telur yang rendah kadar vitamin K-nya. Bila telur-telur tersebut ditetaskan akan diperoleh anak ayam yang mempunyai persediaan vitamin K sangat rendah dalam tubuhnya. Sebagai konsekuensinya anak ayam tersebut dapat mati akibat pendarahan suatu luka pada waktu pemasangan nomor di sayapnya.

Meskipun waktu pembekuan darah merupakan ukuran defisiensi vitamin K yang baik, suatu ukuran yang lebih tepat telah diperoleh dengan menentukan waktu prothrombin. Waktu prothrombin pada anak ayam yang menderita defisiensi berat dapat diperpanjang dari normal 17-20 detik menjadi 5-6 menit atau lebih.
Vitamin K penting untuk pembentukan prothrombin oleh hati. Koagulasi darah terdiri dari dua tingkatan utama, yaitu: (1) prothrombin (dengan adanya thromboplastin, kalsium dan faktor-faktor lainnya) dirubah kedalam thrombin; dan (2) fibrinogen (dirangsang oleh trombin) dirubah kedalam gumpalan fibrin.
Karena prothrombin merupakan bagian penting dari mekanisme penggumpalan darah, maka defisiensi vitamin K menyebabkan waktu pembekuan darah diperpanjang sedemikian rupa sehingga anak ayam atau anak kalkun yang diserang dapat mati karena pendarahan akibat luka ringan. Untuk menjaga jangan sampai terjadi defisiensi vitamin K, pabrik-pabrik pakan ternak menambahkan senyawa vitamin K sintetik (menadion atau menadion natrium bisulfit) ke dalam ransumnya.

Vitamin K akan kehilangan aktivitasnya dengan adanya obat-obatan sulfa, yang merupakan antagenis terhadap vitamin K. Obat-obatan tersebut tidak mempunyai pengaruh bila vitamin K diberikan dalam bentuk menadion atau menadion natrium bisulfit. Vitamin K larut dalam lemak, stabil terhadap panas dan labil terhadap oksidasi alkali, asam kuat, cahaya dan penyinaran.

Sumber terkaya yang mengandung vitamin K (K1) adalah tumbuh-tumbuhan seperti alfalfa dan rumput hijau. Akan tetapi minyak kacang kedelai juga mengandung vitamin tersebut. Vitamin K2 (menaquinone) dihasilkan oleh flora bakteri pada hewan dan penting dalam menyediakan kebutuhan vitamin K pada manusia dan sebagian besar hewan mammalia lainnya. Akan tetapi, ayam yang tidak mempunyai cukup vitamin K dapat mensintesis dari mikroba usus.

Penambahan Vitamin K dalam Ransum Unggas

Ransum unggas yang tidak cukup mengandung vitamin K, biasanya ditambah dengan sumber-sumber khusus vitamin tersebut. Bahan pakan seperti kacang kedelai berkadar lemak tinggi, bungkil biji-bijian berminyak, serta tepung ikan yang telah membusuk kesemuanya menyediakan cukup vitamin K. Langkah yang dapat menimbulkan defisiensi vitamin K, di antaranya : (1) ekstraksi larutan bungkil kacang kedelai dan bungkil biji-bijian berminyak; (2) pengolahan tepung ikan telah disempurnakan dengan akibat kadar menaquinon yang rendah karena kekurangan pembusukan; dan (3) penggunaan obat-obatan yang menghalang-halangi vitamin K dalam ransum. Hal tersebut berpengaruh ganda yang membuat penambahan vitamin K yang ditambahkan harus cukup untuk menanggulangi kebutuhan akan vitamin, dan terhadap berbagai macam stres yang ditemukan dalam produksi unggas.

Kebutuhan vitamin K1 pada anak ayam didasarkan atas ransum praktis yang bebas dari zat-zat pembuat stres, seperti sulfaquinoksalin, yang dapat mempertinggi kebutuhan akan vitamin tersebut. Bila dalam ransum atau dalam air minum terdapat sulfaquinoksalin atau obat-obatan lainnya, maka biasanya ditambahkan menadion natrium bisulfit sebesar 2 sampai 3 gram per ton ransum.

sumber : poultryindonesia

Selasa, 17 Februari 2009

KAPAN WAKTU YANG TEPAT UNTUK PANEN?


tujuan pemeliharaan ayam yang dilakukan oleh peternak ataupun industri peternakan (ayam) adalah hasil yang memuaskan (baik Index Performa ataupun nilai ekonomis /keuntungan). selama proses pemeliharaan, manajemen pemeliharaan dilakukan secara total dengan maksud supaya hasil bisa memuaskan. kapan sebaiknya ayam yang dipelihara tepat untuk dilakukan panen?

secara teknis produksi, ayam tepat untuk dilakukan panen yaitu ketika ayam tersebut sudah bisa mencapai standar yang diterapkan (bobot dan fcr). Waktu yang tepat untuk penjualan ayam broiler akan menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh peternak. Semakin besar badan broiler maka semakin banyak pakan yang dikonsumsi untuk menghasilkan 1 Kg daging.

Salah satu cara yang biasa digunakan untuk mengukur keberhasilan usaha Broiler adalah dengan menghitung konversi pakan, maksudnya adalah jumlah Kg pakan yang dihabiskan untuk mendapatkan 1 Kg daging. Semakin besar hasil baginya berarti konversi pakannya besar, maka efisiensi penggunaan pakan semakin kurang baik, dan begitu juga sebaliknya.

pertumbuhan broiler secara optimal pada minggu 4-6minggu, karena ketika memasuki umur 7 - 8 minggu pertambahan berat badan broiler/minggu merosot dan tidak seimbang antara pertumbuhan (adg) dengan makin meningkatnya pakan yang dikonsumsi, yang mengakibatkan konversi pakan semakin bengkak, jadi lebih menguntungkan apabila broiler dijual lebih awal.

Faktor lain yang harus dipertimbangkan adalah kegemaran konsumen disuatu daerah, dimana pada daerah tertentu konsumen lebih suka ayam kecil dengan beratnya kurang dari 1 kg, sedangkan didaerah lain konsumen lebih suka ayam besar dengan berat 1,5 – 2 kg serta ada juga yang menyukai ayam dengan berat diatas 2 kg.

Peternak tentu mengharapkan hasil yang maksimal dengan konversi pakan yang baik. Sepatutnyalah para peternak broiler membuat perencanaan yang matang khususnya dalam menentukan waktu dan proses pelaksanaan panen, sehingga apa yang diharapkan dari broiler tersebut dapat tercapai. dengan kondisi tersebut, sebaiknya peternak melakukan penghitungan biaya titik impas (break event point) pada udaha peternakannya. selain itu juga, pada saat panen peternak harus sangat memperhatikan berbagai hal. yang perlu diperhatikan pada saat akan panen .

WASPADA TERHADAP ASAP HASIL PEMBAKARAN BATUBARA



PASCA kenaikan harga BBM membuat sebagian besar ibu-ibu rumah tangga rakyat kecil beralih menggunakan kompor briket batubara untuk memasak. Pilihan tersebut hanya didasari oleh keinginan menghemat pengeluaran. Karena harga 1 kg. briket batubara seharga Rp.1.000,- dapat menggantikan 1 liter minyak tanah yang harganya sekitar Rp.2.500,-.
Beberapa produsen kompor briket batubara mengaku bisa menjual 20 hingga 30 kompor per hari seharga Rp.60.000,- hingga Rp.65.000,- selang 3 minggu pasca kenaikan BBM. Pemerintah juga telah memutuskan untuk membantu rakyat miskin dengan membagikan 10 juta tungku briket batubara yang dibagikan secara gratis bagi penduduk miskin. Sepintas keputusan itu memang cukup baik, ditengah-tengah himpitan hidup, rakyat kecil mendapatkan angin segar.
Namun perlu diwaspadai bahwa penggunaan briket batubara untuk memasak tersebut me-nimbulkan masalah baru yang lebih serius.
Pada pertemuan dunia Sustainable Development (pembangunan berkelanjutan) di Bali tahun 2002, dikemukakan oleh Partnership for Clean Indoor Air (Kemitraan untuk udara bersih di dalam ruangan), bahwa penggunaan bahan bakar padat di dalam ruangan sangat bertentangan dengan inisiatif untuk kesehatan masyarakat. Salah satunya yang dibahas adalah risiko kesehatan yang bakal diterima jutaan penduduk negara berkembang jika briket batubara digunakan untuk memasak.
Saat ini diperkirakan lebih dari 1,6 juta orang telah meninggal setiap tahunnya akibat terkena infeksi pernapasan dan dampak pembakaran bahan bakar padat (Sumber WHO). Di antaranya yang paling banyak meninggal adalah perempuan termasuk ibu-ibu dan anak-anak.
Hasil penelitian yang dimuat American Journal of Epidemiology menyatakan bahwa memasak di dalam ruangan dengan bahan bakar padat, termasuk batubara, tanpa cerobong asap, akan meningkatkan risiko kanker paru secara signifikan. Lain halnya memasak dengan cara modern “menggunakan bahan bakar cair” akan menurunkan risiko tersebut.
Batubara dan perangkatnya yang dibakar untuk memasak dapat menghasilkan zat-zat racun seperti sulfur, merkuri, arsenik, selenium dan fluorida. Selama pembakaran, batubara juga menghasilkan polyevclie aromatic hydrocarbons yang dapat menyebabkan kanker tenggorokan dan kanker paru. Di samping itu zat-zat tersebut dapat meningkatkan risiko infeksi pernapasan kronis seperti bronchitis dan emfisema.
Para peneliti dari US Geological Survey and the Institute of Geochemistry, Guizhou, juga memperkirakan paling sedikit 3.000 penduduk di Provinsi Guizhou di barat daya China telah keracunan arsen kronis yang disebabkan mengkonsumsi makanan yang dimasak di atas api batubara.
Disamping itu bahan perekat bubuk batubara dari tanah liat untuk membuat briket, dapat meningkatkan kandungan fluorida pada batubara tersebut. Hal ini telah menimbulkan 10 juta penduduk China menderita penumpukan fluoride pada gigi dan tulang yang menyebabkan perubahan bentuk tulang.
“Kekurangan” lain penggunaan briket batubara adalah ketidakpraktisan. Memasak dengan briket batubara masih juga menggunakan sedikit minyak tanah, karena briket yang berada dilapisan paling atas pada tungku batubara tersebut harus direndam dulu dengan minyak tanah selama 10 menit. Setelah briket terendam, baru kemudian dibakar. Proses pembakaran ini akan berlangsung sampai 20 menit, sampai briket batubara menjadi bara, baru kemudian setelah ini peralatan masak dapat dinaikkan ke atas tungku. Hal tersebut akan semakin merepotkan pengguna.
Meskipun harga briket batubara lebih murah daripada minyak tanah, tetapi 1 kg. briket batubara hanya mengandung 60% energi (5.500 kcal) daripada yang dikandung minyak tanah (8.900 kcal). Selain itu energi briket batubara hanya separoh dari 1 kg. gas elpiji (11.900 kcal).
Kebijaksanaan menggunakan bahan bakar pengganti minyak tanah tersebut seharusnya lebih dulu dilakukan kajian secara komprehensif dan melalui hasil penelitian (berbasis penelitian) yang melibatkan berbagai pihak terkait termasuk perguruan tinggi, tidak hanya sekadar keputusan ekonomi yang hanya disosialisasikan lewat siaran pers saja.
Bahan bakar biomassa merupakan energi yang terbarukan (kotoran hewan, sabut kelapa, dll.) justru lebih akrab dan merakyat di pedesaan ketimbang batubara, disamping lebih mudah bahan bakunya dan murah, bahan bakar ini juga tidak serumit batubara.
Berita terakhir, pemerintah menganjurkan agar ibu rumah tangga beralih dari minyak tanah ke gas karena persediaan gas nasional yang besar, sementara minyak bumi makin terbatas produksinya. Tujuan lain dari pemerintah agar industri beralih ke gas, juga mobil taksi secara bertahap memakai gas. Tujuan baru selalu menimbulkan pro dan kontra...Siap, maju?
Fr. Teddy Darmawan PT.Central Proteinaprima, Semarang.(Sumber : Suara Merdeka Mei 2006)

Buletin CP no 78/Tahun VII

Rabu, 11 Februari 2009

Suhu Pas, Ayam Giras, Peternak Puas

Kontrol suhu di awal brooding perlu dilakukan tiap 2 jam. Terlambat sedikit, akan cukup fatal bagi DOC pada proses selanjutnya

Pengaturan suhu sangat penting selama periode brooding, karena suhu tubuh DOC sangat labil. Sehingga kondisi lingkungan yang terlalu dingin atau terlalu panas akan sangat berpengaruh terhadap ketahanan tubuh DOC tersebut. Dalam mengelola periode brooding dari suatu peternakan perlu diketahui data-data tentang kondisi suhu di sekitar kandang. Perlu dipastikan temperatur tertinggi dan temperatur terendah dari lingkungan. Dengan data-data tersebut akan dapat diatur besaran suhu yang harus diberikan pada saat suhu lingkungan ada di titik terdingin maupun di saat titik yang terpanas. Di samping itu, dinamika panas ini akan berpengaruh pula pada pemakaian gas elpiji di kandang. Sehingga, dengan dilakukannya pengaturan akan dapat mengurangi pemakaian gas elpiji. Dengan kata lain, efisiensi. Untuk mencapai tujuan tersebut, pemakaian alat bantu seperti termometer, hygrometer memang diperlukan. Tetapi tidak semata-mata tergantung pada alat tersebut, karena tubuh kita pun sejatinya dapat digunakan sebagai alat bantu. Apabila suhu lingkungan terlalu panas kita pun akan dapat merasakannya. Di Daerah Dingin Untuk daerah dengan suhu lingkungan 18� C � 23� C, pengaturan suhu hendaknya dapat diatur sesuai dengan standar yang diharapkan. Misalnya, pemakaian tirai-dalam agar suhu hangat tetap dapat dipertahankan. Dalam kasus ini, yang dipentingkan kualitas pemanas bukan kuantitas pemanas. Bila pemanas terlalu banyak (dalam hal ini jumlah gasolec) maka DOC tidak akan nyaman meski terasa hangat. Pasalnya, pertumbuhan bisa terhambat, apalagi bila jumlah tempat minum kurang memadai. Kontrol suhu pada saat awal brooding perlu dilakukan setiap 2 jam. Terlambat sedikit saja akan cukup fatal bagi DOC pada proses selanjutnya. Pada daerah dingin kontrol kelincahan dan kenyamanan lingkungan merupakan kunci keberhasilan. Karena akan berkorelasi pada feed intake, dan DOC pun tidak kedinginan. Jadi yang lebih penting dilakukan adalah kontrol dari penjaga kandang brooder. Harus jeli kapan kita menaikkan suhu, kapan kita menutup tirai dalam dan kapan kita harus buka tirai dalam. Pada prinsipnya, di daerah dingin sekalipun gasolec tidak harus terlalu banyak jumlahnya, yang penting kondisi nyaman. Pada daerah dingin, bila panas yang diberikan dalam jumlah berlebihan dan tak ada kontrol maka ayam akan dehidrasi akibatnya dapat diduga ayam lemas, intake rendah sehingga rawan pertumbuhannya terhadap gangguan-gangguan penyakit. Untuk Daerah Panas Demikian pula di daerah panas meski umur 1 hari, kalaupun suhu kandang terasa panas dan kering maka tirai dapat dibuka, terutama dari arah yang berlawanan asal angin. Bila tirai tidak dibuka akan mungkin terjadi dehidrasi yang berdampak pada gangguan pertumbuhan. Gangguan di atas akan terjadi pula pada daerah panas bila kontrol udara kurang baik yang berakibat ayam juga kedinginan dengan akibat yang kurang lebih sama. Kuncinya, hindari saat masa brooding ayam terkena angin secara langsung. Permainan suhu ini perlu juga dilakukan pada petelur saat grower dan layer agar kondisi dalam kandang nyaman. Secara keseluruhan, pentingnya kita melakukan permainan suhu baik pada saat starter, grower, dan layer. Serta pentingnya perawat/pelaku. Produktivitas ayam sangat dipengaruhi suhu lingkungan.

sumber

Memantau Lingkungan Kandang Unggas




DR Dhia Alchalabi
Poultry International September 2001

Faktor penting yang dapat mempengaruhi produksi unggas adalah biaya pakan seba gai faktor esensial untuk memaksimalkan keuntungan. Menurunkan nisbah konversi pakan (FCR) berarti penghematan biaya dan akan memberikan lebih banyak kelelu keleluasaan dalam menentukan harga produk. Semua konsumen akan selalu mencari produk dengan harga murah tetapi berkua litas baik. Produsen yang lebih mampu mengendalikan parameter produksi akan lebih dominan dalam mempengaruhi pasar karena satu nilai FCR dapat berarti jutaan rupiah tergantung besar nya skala peternakan.

Mengendalikan lingkungan ayam merupakan salah satu parameter produksi yang vital, di anta ranya berasal dari pengumpulan data dan hasil pemantauan di kandang. Informasi yang baik dan bisa diandalkan adalah penting untuk pengambilan kepu tusan sedangkan pengumpulan data yang tidak akurat akan menyebabkan kesalah an dalam mengambil keputusan.

Pada tahap awal perlu diidentifikasi kebutuhan-kebutuhan ayam dan kendala yang terdapat di peternakan. Ayam-ayam yang dipelihara saat ini berbeda dibandingkan sepuluh tahun lalu. Oleh karena itu dibutuhkan kondisi lingkungan yang lebih baik untuk hasil yang baik. Hal yang sama diterapkan pada cara pemberian pakan. Meng gunakan pakan apa saja, hasilnya akan tergantung pada kondisi lingkungan. Pakan tidak berubah setiap hari sedangkan lingkungan selalu berubah.

Ayam yang menderita gangguan kesehatan atau kerusakan paru-paru pada minggu pertama pertumbuhan tidak akan berpenampilan baik di umur-umur selanjutnya, bagaimanapun baiknya lingkungan. Adalah penting untuk menyediakan lingkungan yang baik dan sehat sejak hari pertama pemeliharaan ayam. Meskipun ini membutuh kan investasi cukup mahal untuk pengum pulan data dan sistem pemantauan. Jika target kerjanya bisa dicapai dapat memperkecil FCR dan memperbaiki status kese hatan ayam maupun pekerja kandang. Bagi perusahaan besar, satu nilai FCR bisa bernilai lebih dari 3 miliar rupiah setahun.

Masalah paling serius yang dihadapi ayam pada umur awal adalah keterbatasan lingkungan dan manajemen pemeliharaan. Anak ayam seringkali menderita akibat suhu tinggi, kelembaban rendah dan tingginya konsentrasi karbon dioksida, dikombi nasikan dengan ventilasi yang jelek. Situasi ini tercipta karena banyak peternak berupaya menghemat biaya bahan bakar deng an membatasi ventilasi dan meresirkukulasi udara dalam kandang dengan pemanasan ulang. Tindakan ini menjadi lebih parah pada malam hari karena kandungan gas berbahaya, suhu dan kelembaban bisa melewati kisaran yang direkomendasikan. Jika cuaca jelek sepanjang hari, ma ka situasi sulit seperti ini akan terus berulang siang dan malam. Menyebabkan penu runan kesehatan ayam dan penampilan produksi akan turun sepanjang siklus peme liharaan.

Pengendalian parameter lingkungan yang bisa dipantau secara ilmiah adalah penting. Sistem ini dapat juga digunakan membantu manajer untuk mendidik peternak dengan cara memberikan demonstrasi praktis atas teknik pengendalian parameter - parame ter lingkungan yang penting. Peternak harus menyadari bahwa lingkungan yang lebih baik bagi ayam berarti keuntungan yang lebih baik.

Mengukur Parameter

Banyak faktor lingkungan mempengaruhi pertumbuhan ayam, serta biaya kesehatan konsumen, peternak dan ayam itu sendiri. Adalah penting untuk memantau, mengu kur dan mengendalikan parameter-parameter yang bisa mempengaruhi produksi dan menyadari bahwa parameter terse but saling berkaitan. Parameter-parameter penting tersebut dapat dikelompokkan menjadi faktor lingkungan dan manajemen. Faktor- faktor lingkungan mempunyai pengaruh yang besar terha dap tingkat produksi daging dan telur ayam. Termasuk di dalamnya adalah suhu, kelembaban, cahaya (lama hari siang dan intensitasnya), kadar amonia (NH3), karbon dioksida (CO2), oksi gen (O2), serta kondisi ventilasi udara (pergerakan udara), enerji surya, dan kualitas udara.



Gbr 1. Penempatan sensor dalam kandang broiler dengan extractor fan ditaruh di dinding
(DR Dhia Alchalabi, Poultry Indonesia, Sept 2001)


Gbr 2. Penempatan sensor dalam kandang broiler dengan extractor fan ditaruh di atap
(DR Dhia Alchalabi, Poultry Indonesia, Sept 2001)

Penempatan Sensor

Lokasi penempatan sensor suhu adalah penting untuk memperoleh gambaran yang jelas menge nai penyebaran suhu di dalam kandang. Beberapa patokan yang penting adalah :
1. Tempatkan alat (probe) pada area lingkungan ayam yang efektif (lingkungan mikro)
2. Selalu menempatkan alat pada posisi masuk (inlet) untuk memperoleh data suhu dan kelem
baban nisbi dari udara luar, dan pada posisi keluar (exhaust fan) untuk mengetahui rata-rata
parameter di dalam kandang
3. Tempatkan alat pada sisa daerah lainnya seperti dekat tempat minum dan jalur tempat makan
(feeder) sehingga bisa diketahui apakah sistem ventilasi sudah cukup dan bekerja dengan
baik untuk daerah yang seharusnya
4. Bagi area kandang menjadi 2 atau 3 blok memanjang sisi kandang. Tempatkan alat diagonal
mulai dari dekat tempat minum di posisi inlet dan berakhir di dekat tempat makan (fan). Tem
patkan beberapa alat pada aliran udara untuk memperoleh gambaran mengenai perubahan
suhu pada sistem ventilasi yang sedang bekerja. Tempatkan beberapa alat antara fan untuk
memperoleh gambaran mengenai peningkatan suhu pada saat sistem ventilasi sedang berja
jalan atau dimatikan
5. Periksa alat sesering mungkin untuk memastikan tidak terjadi pergeseran, kotor atau rusak.
Bersihkan setiap minggu. Apabila periode pemrograman tidak bisa meliput sepanjang perio
de pemeliharaan, buat catatan di bawah alat untuk melakukan program ulang sebelum kehi
langan data. Baca data seminggu sekali untuk menghindari kehilangan data apabila terjadi
kerusakan alat
6. Alat tidak boleh bersentuhan dengan dinding maupun permukaan lainnya
7. Lindungi alat dari ayam dan gangguan luar (sinar matahari dan hujan). Jika ditempatkan di
luar lindungi dengan gelas plastik yang dilubangi untuk mempertahankan ventilasi yang
cukup di sekeliling alat
8. Jangan menggunakan warna merah pada alat karena ayam cenderung menyerang dan meru
saknya.

Pemahaman Data Dari Alat

Adanya perbedaan antara suhu di luar, sisi keluar / pinggir (fan) dan di dalam kandang akan memberikan informasi berguna tentang apa yang terjadi di dalam kandang.

Apabila perbedaan antara suhu luar dan dekat / pinggir fan berkisar 4 oC maka ini berarti :
1. Suhu udara luar menyedot panas di dalam tetapi ini tidak cukup untuk menurunkan suhu ke
tingkat yang diinginkan.
2. Pergerakan udara rendah
3. Suhu di dalam akan meningkat sejalan dengan perubahan waktu.

Apabila perbedaan suhu luar dan dekat / pinggir fan kurang dari 2 oC maka ini berarti :
1. Udara luar tidak menyedot panas di dalam dan tidak menurunkan suhu di dalam kandang.
Situasi ini dapat terjadi pada musim dingin atau malam hari yang dingin. Biasanya udara
mengarah langsung ke atap kandang
2. Pergerakan udara tinggi
3. Suhu dan kelembaban nisbi di dalam bisa meningkat

Apabila terdapat perbedaan yang tinggi antara suhu di dalam dan dekat / pinggir fan maka ini berarti :
1. Bagian sisi kandang (pinggir) ini tidak memperoleh udara yang cukup,
2. Ada kemungkinan terjadi peningkatan kadar CO2, NH3 dan suhu

Apabila suhu dari salah satu alat yang diletakkan di dalam kandang berubah secara mendadak maka ini berarti :
1. Ada suatu perubahan arah udara
2. Sistem ventilasi pada tahapan yang lebih tinggi / cepat sedang diaktifkan
3. Alat menyentuh bagian permukaan yang lebih dingin atau lebih panas.

Daftar Parameter Lingkungan

Selama masa pertumbuhan ayam broiler akan menghasilkan gas dan produk limbah. Produk ini akan berakumulasi sepanjang waktu dan menyebabkan perubahan substansial terhadap kuali tas udara dalam kandang broiler. Cemaran utama yang biasa terjadi dalam udara adalah debu, NH3, CO2, CO dan uap air yang dapat menimbulkan efek merugikan. Pengaruh langsung dari debu dan NH3 meliputi kerusakan fisik permukaan lambung, yang menyebabkan menurunnya resistensi terhadap penyakit, berkurangnya konsumsi makan dan pada kondisi yang parah menyebabkan buruknya pertumbuhan ayam. Kehadiran gas berbahaya akan menekan pengam bilan oksigen mengingat adanya kompetisi antara unsur-unsur kimia secara langsung. Ini penting diperhatikan sebab ascites cenderung terjadi pada tingkat oksigen yang rendah. Kan dungan tinggi dari CO2 dan CO juga membatasi pengambilan O2. Pada kadar konsentrasi yang lebih tinggi, kehadiran kedua gas tersebut bisa berakibat fatal.

Kelembaban Nisbi

Tingkat kelembaban lingkungan berpengaruh langsung terhadap kehilangan panas laten tubuh ternak. Tingkat kelembaban juga secara tidak langsung akan mempengaruhi penampilan ternak akibat konsentrasi debu dan bakteri pathogen meskipun masih sedikit dokumentasi ilmiah yang mendukung keterkaitan ini. Meningkatnya kelembaban akan merugikan produksi ternak pada suhu tinggi. Pada umumnya perubahan kelembaban tidak menimbulkan respon terhadap pertum buhan ternak pada suhu lingkungan di bawah 24 oC. Alat pengukur kelembaban harus diletak kan berdekatan dengan alat suhu. Beberapa sensor suhu mempunyai sensor kelembaban, se hingga sekaligus memungkinkan untuk mengukur kelembaban nisbi.

Tabel 1. Cemaran Udara Paling Penting dan Pengaruhnya

Amonia (NH3) Dapat dideteksi dengan penciuman pada konsentrasi di atas 20 ppm. > 10 ppm menyebabkan kerusakan permukaan paru-paru. >20 ppm meningkatkan kepekaan terhadap penyakit pernapasan. > 50 ppm menurunkan laju pertumbuhan. Rekomendasi batas atas : 10 ppm
Karbon Dioksida (CO2) >0,35 % (3500 ppm) menimbulkan nodul-nodul kartilaginus pada paru-paru yang berkaitan dengan ascites. Fatal pada konsentrasi tinggi. Rekomendasi batas atas 2500 ppm
Debu Menyebabkan kerusakan permukaan paru-paru. Meningkatkan kepekaaan terhadap serangan penyakit. Gunakan ventilasi untuk mengurangi debu.
Kelembaban Pengaruhnya bervariasi menurut suhu. Pada 29 oC Rh 70 % menghambat pertumbuhan karena ayam tidak mampu mendinginkan dirinya sendiri. Kualitas litter memburuk pada kelembaban tinggi menyebabkan poenurunan kualitas produk pada saat prosesing. Rekomendasi dalam kisaran 65 - 75 %
DR Dhia Alchalabi, Poultry INternational, Sept 2001

Karbon Dioksida

CO2 adalah gas yang tidak berbau, tidak berwarna dan satu setengah kali lebih berat dibanding kan udara. Seringkali keberadaan CO2 diabaikan sebagai parameter pengukuran. Penelitian menunjukkan bahwa ventilasi yang biasa digunakan untuk mengendalikan suhu dan kelembab an sudah cukup untuk mengendalikan CO2. Gas ini menyebabkan gangguan sesak napas se hingga perlu diperhitungkan pada konsentrasi yang tinggi. Tingkat konsentrasi maksimum yang masih direkomendasikan untuk kandang ayam adalah 2500 ppm. CO2 merupakan limbah dari proses metabolisme tubuh bersamaan dengan dihasilkannya panas dan kelembaban.

Amonia

NH3 adalah gas yang tidak berwarna, beratnya lebih ringan dibandingkan udara, larut dalam air dan berbau tajam / menyengat. Konsentrasi NH3 dalam kandang ayam cukup bervariasi antara l5 - 90 ppm. Gas ini merupakan produk limbah dari proses biologis dekomposisi feses, sehingga masalah kebanyakan timbul pada saat kotoran terakumulasi di dalam litter. Pemantauan atas gas ini dapat dilakukan bersamaan dengan perlakuan terhadap CO2. Kedua jenis gas ini dapat menjadi indikator yang baik atas kualitas udara dan keefisiensn dari sistem ventilasi kandang yang dipergunakan.

sumber

Teknologi Probiotik dan Keseimbangan Bakteri Percernaan

KONDISI pencernaan manusia memiliki peranan penting dalam menjaga tubuh tetap bugar dan sehat, meskipun usia seseorang kian senja. Hal ini terbukti dari hasil penelitian terhadap manusia yang mampu mencapai usia lebih dari 80 tahun. Ternyata mereka memiliki kebiasaan selain banyak tertawa,
denyut jantung yang teratur dan tidak deras, juga jarang mengalami gangguan pencernaan. Terkait dengan gangguan pencernaan, menurut beberapa penelitian, ternyata gangguan pencernaan banyak disebabkan bakteri pathogen (penyebab penyakit). Bifidobacterium merupakan bakteri menguntungkan. Bayi yang mengkonsumsi ASI memiliki 92% bakteri itu.

Jika mulai besar dan minum susu kaleng atau makanan lainnya, jumlah bakteri berkurang menjadi 20%. Sebaliknya jumlah bakteri E. coli yang menyebabkan penyakit, bertambah dari 4% menjadi 24%, sehingga anak-anak yang mulai besar akan banyak mengalami masalah pencernaan. Saat dewasa, jumlah bakteri Bifi do semakin berkurang menjadi tinggal 7%. Sebaliknya, bakteri pathogen justru bertambah. Semakin lanjut usia seseorang, semakin banyak masalah sembelit dan gangguan pencernaan yang dideritanya. Menyikapi fakta tersebut, ada pertanyaan yang harus diketahui : bagaimana sebenarnya “kisah” bakteri usus dalam system pencernaan manusia? Dan bagaimana caranya untuk mencapai kondisi sistem pencernaan yang sehat? Kalau diteliti, di dalam tubuh manusia ada “rumah” berbagai bakteri, berupa saluran pencernaan manusia yang panjangnya mencapai 9 meter (dari mulut hingga saluran pembuangan).

Dalam setiap 1 milimeter air liur saja, ternyata ditemukan sekitar 100juta bakteri. Sedangkan di dalam usus wanita dewasa terdapat sekitar 0,8 kg bakteri. Berbicara mengenai bakteri, anda jangan langsung menghubungkan dengan hal-hal yang merugikan kesehatan. Sebab, dalam tubuh manusia ada dua jenis bakteri, yaitu bakteri jahat dan baik. Adapun prosesnya, secara sederhana dapat digambarkan bahwa bakteri masuk ke dalam usus bersama makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Sepanjang perjalanannya, bakteri mengalami berbagai hambatan. Pada saat memasuki lambung, sebagian besar bakteri mati oleh asam lambung (HCL).

Hambatan berikutnya terjadi dalam usus halus, terutama usus dua belas jari (duodenum), pelepasan cairan empedu dan pankreas yang berguna untuk mencerna lemak, protein, serta gula, juga mematikan sejumlah bakteri. Tapi, pada ujung usus halus, yaitu ileum dan jejunum, terjadi proses penetralan isi usus oleh getah pencernaan. Kondisi ini, ditambah dengan lambatnya laju pergerakan isi usus, membuka kesempatan bagi bakteri yang bertahan untuk berkembang biak. Terkait bakteri yang hidup di ujung usus halus, menurut Prof Dr FG Winarno (2003),untuk bakteri yang baik itu bertugas memproduksi zat gizi esensial seperti vitamin dan asam organik, untuk diserap dan dimanfaatkan oleh epitel dinding usus dan organ vital tubuh lainnya, seperti hati. Sedangkan bakteri jahat akan membentuk senyawa busuk yang didetoksifi kasi dalam hati dan dikeluarkan melalui tinja dan urine. Bila jumlah senyawa busuk ini sangat banyak, berarti proses detoksiIIkasi tidak berjalan sempuma. Sebagian besar senyawa ini akan masuk ke dalam darah dan beredar ke seluruh tubuh. Kondisi ini dapat menimbulkan berbagai penyakit dan mempercepat proses penuaan.

Menjaga keseimbangan bakteri’
Menyikapi pergolakan bakteri baik dan bakteri jahat di dalam usus halus manusia, hat terpenting yang harus dilakukan adalah menjaga kondisi kesehatan usus agar tetap aman. Dalam konteks mi, menurut Dr Muhammad Yazid Manap, PhD, pakar probiotik dari Universitas Putra, Malaysia, yang terpenting dalam menjaga kesehatan usus adalah menjaga keseimbangan bakteri usus. Keseimbangan yang baik adalah 80 : 20 (80 persen bakteri baik/anaerobic dan 20 persen bakteri tidak baik/aerobic).

Perbandingan ini terdapat pada bayi yang 100 persen mengonsumsi ASI. 20 persen bakteri aerobic tetap dibutuhkan untuk gerak peristaltic usus. Seiring dengan perkembangan teknologi, saat ini telah dikembangkan pangan fungsional yang menggunakan mikroorganisme dalam makanan. Hasil penelitian di bidang pangan fungsional yang berkembang pesat saat ini adalah berupa probiotik dan prebiotik. Probiotik adalah bakteri hidup dalam makanan yang apabila dimakan dapat menjaga keseimbangan bakteri dalam saluran pencernaan. Dalam arti lain, probiotik ini merupakan jenis pangan dengan kandungan bakteri hidup yang tahan melewati rintangan fi sik dan kimia dalam saluran pencernaan. Bakteri yang dititipkan dalam pangan ini kemudian aktif berbiak membentuk koloni yang melapisi bagian dalam usus. Adapun jenis pangan fungsional probiotik yang telah dikembangkan adalah susu dan olahan fermentasinya, seperti yoghurt dan es krim (baik cair maupun serbuk). Sementara itu, prebiotik adalah baban makanan bagi bakteri probiotik agar tumbuh subur dalam pencernaan. Pangan prebiotik berisi serat yang tidak dapat dicerna, namun dapat difermentasi menjadi hidangan untuk menstimulasi kehidupan bakteri usus yang menguntungkan. Contoh makanan prebiotik adalah serat pangan (dietary fi ber), yaitu buah-buahan, sayuran, kacangkacangan, dan bij i-bij ian.

Menurut Muhammad Yazid Manap, sebenarnya penggunaan mikroorganisme dalam makanan telab lama dilakukan manusia, dengan dua alasan. Pertama, alasan teknologi. Mikroorganisme dapat mengubah bahan mentah/dasar menjadi produk baru, melalui proses fermentasi, misalnya susu menjadi yoghurt, singkong menjadi tape, dan lain-lain. Kedua, alasan kesehatan. Telah terbukti bahwa mikroorganisme probiotik dapat mengurangi kerugian yang ditimbulkan bakteri patogen. Bukti ini diperkuat lagi dengan kenyataan betapa orang Bulgaria, rata-rata berumur panjang karena rajin memakan yogurt. Untuk mendapatkan system pencernaan yang sehat, para ahli pangan telah mempelajari manfaat gizi dan fungsi bahan pangan pada tubuh manusia, termasuk jenis pangan probiotik. Dalam hat ini, menurut Muhammad Yazid Manap PhD, (1998), paling tidak ada empat fungsi utama dari pangan probiotik. Perta- ma, menjaga keseimbangan bakteri usus. Kedua, menurunkan kadar kolesterol darah. Ketiga, mencegah pembentukan sel kanker, dan keempat, membantu pencernaan laktosa.(gula dalam susu), sebab banyak orang Asia yang tidak dapat mencernakan susu, sehingga menyebabkan diare.

Sistem pencernaan sehat
Sementara itu, dalam pandangan FG Winarno, selain serat, zat lain yang dibutuhkan tubuh untuk mengembangkan sistem pencernaan yang sehat adalah antioksidan, seperti vitamin C, betakaroten, dan teh hij au, serta golongan asam, seperti asam amino dan asam folat. Antioksidan berfungsi melindungi sekitar 70 miliar sel tubuh dari proses penuaan dengan cara “menangkap” radikal bebas yang merusak sel-sel, membuat sakit dan penuaan. Vitamin C memperkuat system ketahanan tubuh dan berperan ,dalam pertumbuhan gigi, tu1ang dan darah. Betakaroten adalah bentuk awal vitamin A yang mempertahankan lapisan lender dan memperkuat pertahanan kulit menghadapi infeksi, sedangkan teh hij au membersihkan pembuluh darah dan melindungi sel-sel dari radikal bebas yang merusak dan menghambat pertumbuhan sel-sel kanker.

Asam amino adalah struktur protein terpenting untuk mempertahankan hidup. Jika tidak diperoleh dari asupan makanan, asam amino dalam tubuh akan digunakan untuk proses perbaikan sel. Akibatnya, asam amino cadangan tubuh berkurang dan berdampak nyata pada kulit yang menua, otot cepat kendur, dan melemahnya kekebalan tubuh. Sedangkan asam folat berperan penting dalam proses pembelahan dan pembentukan sel-sel baru. Akhirnya, untuk mencapai tubuh yang sehat dan awet muda, salah satu faktor yang menentukan adalah kondisi kesehatan saluran pencernaan. Dengan adanya teknologi probiotik, kita tidak usah khawatir untuk mencapai kondisi sistem pencernaan yang sehat. Dengan mengonsumsi pangan probiotik, tubuh akan terbantu dalam menjaga keseimbangan bakteri dalam saluran pencernaan. Kalau penasaran, silakan mencoba Arda Dinata AMKL (Staf Loka Litbang Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang (P2B2) Ciamis, Balitbang Kesehatan Depkes,
22 Januari 2006.

Buletin CP Edisi Nomor 80/tahun VII

Lantai Kandang Ayam Tanpa Sekam

ADA beberapa tipe lantai kandang ayam broiler (pedaging/potong) yang dipakai peternak di Indonesia yaitu lantai tanah/semen (deep litter), berbilah (berlubang) (all-slat) dan kombinasi (slat and litter. Lantai tanah/semen adalah kandang yang lantainya dari tanah dipadatkan atau disemen dan di atasnya ditabur bahan alas lantai seperti sekam. Lantai berbilah, adalah kandang dibuat model panggung yang lantainya dibuat jajaran kayu dengan celah antarkayu sekitar 1-2 cm sehingga kotoran jatuh ke tanah, sedang kombinasi yaitu kandang sebagian lantai tanah dan sebagian panggung biasanya digunakan di pembibit ayam (breeding farm)

Pada kandang berlantai tanah biasanya lantai ditaburi/dialasi dengan sekam setebal 5 sd 10 cm dan digunakan memelihara ayam broiler dari umur 1 hari sampai panen (42 hari), jika basah/lembab sekam dibalik atau diganti yang baru. Pada kandang panggung lantai dialasi plastik/terpal dulu baru ditebar sekam dan digunakan untuk memelihara ayam dari umur 1 sd 14 hari untuk menghindari kaki ayam terperosok, setelah itu alas plastik/ terpal dikeluarkan sehingga kotoran jatuh ke tanah. Untuk bahan alas lantai yang biasa digunakan peternak adalah sekam, mungkin alasan utama adalah murah dan mudah didapat, namun karena sekam sekarang bersaing dengan usaha industri batu bata maka harga meningkat dan sampai peternak di Kedu Temanggung kesulitan sekam dan mengancam kelangsungan usaha peternakannya (KR Sabtu Pahing 14 Juli 2007 hal 12).

Bahan Lantai Kandang

Sebenarnya peternak dapat menggunakan bahan alas lantai kandang (litter) tidak harus sekam, boleh dari bahan lain karena hakikatnya bahan yang dipakai harus mempunyai daya serap terhadap air tinggi. Menurut Brake (1992) bahwa bahan litter yang baik adalah bahan yang: 1) bersifat absorben, 2) bebas debu, 3) sukar untuk dimakan ayam, 4) tidak beracun, 5) murah/berlimpah, dan mudah diangkut/diganti.

1. Absorben maksudnya mempunyai daya serap terhadap air tinggi sehingga kotoran cepat kering.

2. Bebas debu maksudnya jika sudah ditempatinya ayam tidak mengeluarkan debu yang dapat menyebabkan iritasi pada mata ayam maupun pekerja.

3. Sukar untuk dimakan ayam maksudnya ukuran partikel bahan litter lebih besar dibanding ukuran partikel pakan terutama di awal pemeliharaan.

4. Tidak beracun maksudnya jika bahan litter ada yang termakan oleh ayam tidak akan mematikan ayam.

5. Murah dan mudah didapat maksudnya bahan yang dipakai tidak menjadikan biaya produksi jadi meningkat tajam dan ketersediaannya kontinyu.

6. Mudah diangkut/diganti maksudnya jika di dalam kandang litter basah/lembab sekam dibalik atau diganti yang baru.

Penelitian Grundey (1980) dan Wihandoyo (2001) memberi informasi daya serap air dari bahan litter seperti tertera pada Tabel 1.

Sudah banyak penelitian bahan untuk litter seperti, sekam dilaporkan Haque dan Chowdhury (1994), potongan kertas dan tatal kayu halus dilakukan oleh Lien et al (1992) kulit kacang oleh Lien et al (1998) semua hasilnya tidak mempengaruhi karakteristik produksi dan kesehatan, kematian, berat badan, konsumsi pakan, konversi pakan, hasil karkas, kasus lepuh dada ataupun kelainan kaki pada ayam broiler. Bahan selain sekam semestinya dapat digunakan oleh peternak kita untuk bahan litter seperti: serbuk gergaji, serpihan kayu, kulit kacang, kulit kedele, tongkol jagung, ampas tebu, potong-potongan jerami, perca kertas dll, karena bahan ini di Indonesia ada dan berlimpah.

Berbagai bahan lokal untuk alas lantai (litter) kandang ayam broiler juga telah diteliti oleh Wihandoyo (2001) dan hasilnya tertera pada Tabel 2.

Dari beberapa hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa bahan litter tidak harus dari sekam, karena selain daya serap air tidak tinggi (Tabel 1), juga prestasi ayam broiler yang dipelihara pada lantai litter dari sekam tampak sama dengan dari bahan lain (Tabel 2).

Ini artinya peternak tidak perlu memaksakan memakai sekam untuk bahan litter, tetapi bisa diganti bahan lain jika sekam sulit dan mahal. Atau peternak dapat menggunakan bahan litter secara bercampur (mixing materials), lebih baik lagi jika ditambah kotoran sapi kering sebab akan meningkatkan kandungan vitamin B12 karena vitamin tersebut tidak dapat disintesa di dalam tubuh ayam.

Dari artikel di KR Sabtu Pahing 14 Juli 2007 halaman 12, maka sebaiknya dan sudah waktunya serta pantas jika peternak/masyarakat tidak perlu takut untuk bertanya ke Institusi seperti Perguruan Tinggi, Dinas/lembaga terkait jika mempunyai persoalan di dalam usahanya, sehingga institusi seperti Universitas Gadjah Mada betul-betul universitas kerakyatan (ndeso) tetap dekat dengan rakyat dan hasil penelitiannya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. q - g. (1564-2007).

*) Prof Ir Wihandoyo MS PhD, Dosen Laboratorium Ternak Unggas ,Fakultas Peternakan UGM, Yogya.

sumber

Analisis Pola Aliran Udara dan Suhu di dalam Kandanc, A. am Pedaging Beratap Monitor dengan Mentgbunakan Teknik Computational Fluid Dynamic (CFD)

Dibawah Bimbingan Ir. MEISKE NVIDYARTI, M. Eng clan Dr Ir. DYAH WULANDINI, M. Si (M.06/83)

Peneliti :
UPI MUFLIHATI
Tahun
2006


RINGKASAN

Daging ayam merupakan salah satu jenis makanan sumber protein hewani yang harganya relatif terjangkau untuk mayoritas penduduk dan banyak disukai. Ayam ras broiler merupakan ternak unggas yang diusahakan dalam Skala rumah tan—a dan industri peternakan. Dalam usaha peningkatan kuantitas dan kualitas produksi, selain faktor bibit dan makanan, juga diperlukan suatu perkandangan dan manajemen pemeliharaan yang baik. Dalam hal ini kandang merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam usaha budidaya ayam ras broiler. Kandang yang baik adalah kandang yang memenuhi persyaratan teknis untuk perkembangan ayam dan mampu menyediakan kondisi lingkungan mikro yang
1~ C) yang
dibutuhkan oleh ayam. Lingkungan mikro yang sangat berpengaruh dalam budidaya ayam adalah suhu, RH, dan pola aliran udara di dalam kandang. Untuk mcn-etahui kondisi suhu dan pola aliran udara di dalam kandang dapat dilakukan analisis terhadap suhu clan pola aliran udara di dalam kandang, salah satu metoda menganalisis suhu dan pola aliran di dalam kandang adalah dengan metode Computational Flid Dynamic (CFD).
Venelitian ini bertujuan untuk menganilisis pola aliran udara dan suhu di dalam kandang ayam ras peclaging dengan menggunakan CFD, melakukan validasi suhu dan pola aliran udara hasil pengukuran dengan hasil CFD, menganilisi RH, dan menganalisis kesesuaian kandang untuk kebutuhan aNam.
In kandang
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2006 di Laboratorium Lapangan Kandang Unggas Blok B Departemen limu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diketahui bahwa hasil simulasi suhu menunjukkan pola sebaran suhu di dalam kandang sera-am, dengan stadeviasi rata-rata 0.05°C. Sedangkan pola sebaran aliran udara tidak S,-ra-_=--. dengan kecepatan udara maksimum sebesar 0.56 m/det pada bukaan kandang bagian belakanc, dan kecepatan udara minimum adalah 0.07 m bukaan ventilasi kandang bagian samping, dengan standar deviasi rata ra. kecepatan udaranya adalah 0.49m/det. Hasil validasi pada suhu menu-:_ bahwa suhu hasil pengukuran dengan hasil simulasi valid untuk simu'a-,:.' pukul 08.00, 12.00, dan 14.00, sedan-, kan untuk simulasi pada pukul 16.0C-1 valid. Nash validasi kecepatan udara menuniukkan adanva nerbcda?p vanes tin 2-` antara kecepatan udara hasil simulasi dengan kecepatan udara hasil p;:n_--_,'Kuran. RH udara rata-rata di dalam kandang adalah 73%, belum mencapai tinz Kat Yana optimum untuk kebutuhan ayam. Suhu udara minimum di dalam kandang adalah 27°C dan suhu maksimum di dalam kandang adalah 33.1 T. belum mencapai suhu kandang, optimum yang dibutuhkan oleh ayam. Dari hasil pengukuran di lapangan dan hasil simulasi disimpulkan bahwa adanya bukaan pada atap memberikan kontribusi pada sirkulasi udara yang terjadi di dalam kandang.

Departemen Teknik Pertanian

sumber : klik disini

Senin, 02 Februari 2009

KHASIAT BAWANG PUTIH TERHADAP CACING ASCARIDIA GALLI (CACING GILIG)

Infeksi cacing merupakan salah satu penyakit yang umum dan sangat merugikan peternak ayam. Upaya pengendalian cacing dengan obat cacing yang dipasarkan sampai saat ini hasilnya belum optimal, karena obat cacing umumnya hanya mampu membunuh cacing dewasa dan kurang mampu membunuh telur yang merupakan sumber penularan berikutnya. Selain itu cacing yang mati akibat obat cacing, tidak membuat telur yang ada di dalam tubuhnya mati dan kemungkinan besar masih efektif sebagai sumber penular pada unggas lainnya.

Karena itu beberapa peneliti mencoba menggali pengobatan tradisional seperti Hidayati (1991), melakukan penelitian menggunakan ekstrak bawang putih dengan dosis 1 mg, 3 mg, 10 mg dan 30 mg yang dibandingkan dengan levamisol dalam menurunkan Total Telur per Gram Tinja (TTGT) cacing A. galli pada ayam ras petelur Harco secara in-vivo. Dalam penelitian ini didapat bawang putih efektif menurunkan TTGT dan pada dosis 30 mg efektiviasnya tidak berbeda dibandingkan levamisol.

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Ida Bagus Made Oka, Universitas Udayana, menggunakan
48 ekor ayam kampung yang terinfeksi cacing A. galli berumur enam bulan. Pemberian bawang putih dilakukan secara oral dengan dosis tertentu (kontrol (P1)2 g (P2), 3 g (P3), 4 g (P4), 5 g (P5), 6 g (P6)). Selama penelitian, ayam yang diberikan perlakuan tidak memperlihatkan kelainan yang mencolok secara klinis, hanya saja sehari setelah perlakuan, dari tinja dan tubuh ayam tercium bau khas bawang putih.

Bawang putih dengan jumlah pemberian 2g, 3g , 4g, 5g dan 6g berkhasiat ovisidal dan vermisidal terhadap telur dan cacing A.galli pada ayam kampung. Ovisidal dan vermisidal bawang putih akan semakin nyata sebanding dengan peningkatan jumlah pemberian Efek ovisidal dan vermisidal bawang putih terhadap telur dan cacing A. galli disebabkan karena bawang putih mengandung bahan berkhasiat anthelmintik alisin yang setelah diteliti lebih lanjut terdiri dari dialil disulfida, dialil trisulfida, propil alil disulfida, dialil mono sulfida, alil polisulfida dan squiterpene (Watanabe, 1998) suatu enzim sulfidril (Handali, 1988) yang dapat menembus dinding telur dan cacing. Enzim sulfhdril mempunyai kemampuan kuat berikatan secara kovalen dengan enzim fosfofruktokinase dari sel (telur dan cacing).

Enzim fosfofruktokinase berfungsi mengkatalis perubahan fruktosa-6-fosfat menjadi fruktosa-1,6-difosfat pada jalur glikolitik protein dan glukosa, karena berikatan secara kovalen dengan alisin menyebabkan perubahan fruktosa-6-fosfat tidak terjadi (Siswandono dan Soekardjo, 1995) dan pada akhirnya AT P akan tidak terbentuk (Colby, 1992). Tidak terbentuknya AT P menyebabkan pembelahan sel di dalam telur tidak akan berlangsung sehingga pada akhirnya embrio tidak terbentuk (berkhasiat ovisidal), sedangkan khasiat vermisidal akibat tidak terbentuknya AT P menyebabkan cacing akan kekurangan tenaga dan akhirnya mati.

Sumber : Jvet Vol 4 (2), www.jvetunud.com
Edisi Januari 2008 Nomor 97/Tahun IX

MENGENAL BAWANG PUTIH BAGI KESEHATAN

Bawang putih atau Allium sativum sudah menjadi bahan dapur wajib saat memasak karena aroma dan rasa yang dihasilkannya menambah sedap setiap resep masakan. Terlebih lagi dengan adanya berbagai penelitian yang menemukan khasiat bawang putih bagi kesehatan dan menambah panjang deretan penggemar setianya.

Bila menengok ke beberapa abad lalu, manfaat bawang putih bagi masakan dan kesehatan ini ternyata sudah digunakan sejak zaman Yunani dan Romawi kuno, untuk dikonsumsi dan pengobatan. Sedangkan di dalam resep makanan Libanon, bawang putih sejak dulu digunakan sebagai resep untuk diet. Seiring dengan berjalannya waktu, semakin banyak ditemukan khasiat bawang putih bagi kesehatan yang kemudian diuji melalui serangkaian penelitian baik dalam maupun luar negeri.

Manfaat bawang putih antara lain sebagai pembantu penurun kadar kolesterol. Hal ini disebabkan karena adanya zat ajoene yang terkandung di dalamnya, yaitu suatu senyawa yang bersifat antikolesterol dan membantu mencegah penggumpalan darah.
Ada pula penelitian yang menemukan bahwa mengkonsumsi bawang putih secara teratur sekitar 2 – 3 siung setiap hari dapat membantu mencegah serangan jantung. Pasalnya bawang putih ini bermanfaat membantu mengecilkan sumbatan pada arteri jantung sehingga meminimalkan terjadinya serangan.

Bawang putih juga dapat membantu menghindari kanker yang dibuktikan melalui penelitian yang dilakukan oleh University of Minnesota. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa resiko terkena kanker di usia tua berkurang sebanyak 50% bila mengkonsumsi bawang putih secara rutin.

Bawang Putih untuk Unggas

Penelitian lain yang dilakukan oleh Sri Suharti dari IPB memberikan suatu hasil bahwa bawang putih juga terbukti mampu menghambat pertumbuhan bakteri. Penelitian dengan melalui pemberian temulawak, jahe dan bawang putih yang diuji kemampuannya terhadap bakteri Salmonella typhimurium dengan cara dikeringkan dan digiling menjadi bubuk, kemudian diukur aktifitas bakterinya. Terbukti bawang putih dapat menghambat pertumbuhan bakteri yang setara dengan tetrasiklik 100 dan 1549 g/ml dengan konsentrasi 5%. Sedangkan temulawak dan jahe jauh lebih rendah kemampuannya dalam menghambat pertumbuhan bakteri S. typhimurium. Aktifitas antibakteri bawang putih ini disebabkan kandungan diallyl thiosulfinate (biasa disebut : allicin), yang diduga dapat merusak dinding sel dan menghambat sintesa protein.

Pemberian bawang putih hingga 2,5% dalam ransum ayam broiler dapat meningkatkan konversi pakan, meningkatkan karkas, menurunkan koloni bakteri S. Typhimurium dalam feses dengan tidak mempengaruhi kadar immunoglobulin dalam darah.
Dengan demikian, bawang putih ini cukup potensial menjadi alternative suplemen zat antimikroba. Namun, masih perlu dilakukan penelitian lagi sampai sejauh mana bawang putih effektif digunakan dalam pakan broiler.

Di Negara Asia, seperti Jepang atau Cina, bawang putih bias dikonsumsi tanpa harus ditumbuk halus atau dirajang seperti kebanyakan bumbu di Indonesia. Di mana satu suing bawang putih tinggal dibakar diatas api atau langsung dikudap tanpa racikan lain, untuk menambah rasa masakan. Selain sebagai penyedap masakan, bawang putih juga dapat mengurangi dampak buruk dari lemak.

Konsumsi bawang putih tentu saja harus diimbangi dengan gaya hidup yang sehat seperti mengurangi makanan yang mengandung lemak atau kolesterol tinggi, banyak olahraga, beristirahat serta mengkonsumsi makanan yang kaya akan nutrisi. Sumber : kompas & www.cybernews.com

KASUS NECROTIC ENTERITIS BERTAMBAH

NECROTIC enteritis yang menyerang hebat dapat dikurangi dengan menambah
temperature kandang dan mengurangi tingkat cahaya ketika ayam mulai terserang
penyakit ini.

Terjangkitnya Necrotic enteritis (NE) pada broiler telah meningkat mungkin disebabkan
bertambahnya pemberian antibiotik, kata Dr. Steven Davis, Presiden Colorado Quality
Research. Davis telah melakukan penelitian, memproduksi NE dalam satu fl ok sehingga
cara pengobatan dan pencegahan dapat ditest. Ia mengatakan bahwa konsumsi pakan
dan keadaan litter mempunyai pengaruh yang kuat pada resiko terjangkitnya NE. Konsumsi pakan yang tinggi menambah resiko terjangkitnya penyakit tetapi pemakaian cahaya yang
dibatasi sehingga mengurangi konsumsi pakan akan menurunkan resiko. Pada temperatur
dingin menambah konsumsi pakan dan menambah resiko terkena NE. Davis melaporkan
bahwa menambah temperatur kandang dan mengurangi pemakaian cahaya, keduanya
menyebabkan penurunan konsumsi pakan dapat memperbaiki kesehatan ayam untuk tidak
terjangkit NE.

NE disebabkan oleh bakteri Clostridium perfringens tetapi tidak semua ayam yang
terkena NE akan menderita NE karena tidak semua Clostridium perfringens mempunyai
kemampuan memproduksi penyakit. Type dan jumlah coccidia dan adanya Clostridium
perfringens dalam kandang adalah faktor kunci yang menyebabkan NE yang hebat.
Adalah sukar untuk menimbulkan NE atau bahkan performans yang mempengaruhi kuat
bakteri enteritis tanpa coccidiosis yang merusak usus dan memberi kesempatan bakteri
untuk menginfeksi usus. Kehebatan infeksi coccidiosis berhubungan langsung dengan
kemampuan untuk menimbulkan enteritis dan kematian fl ok, jadi kontrol terhadap bakteri dan coccidiosis dan mengurangi jumlah organisme dalam kandang dapat mengurangi resiko terjangkitnya NE.

Kondisi litter dan kemungkinan type litter dapat menambah atau mengurangi penyakit
NE. Litter yang basah dapat menambah pengaruh kedinginan pada ayam dan tantangan
adanya coccidia dan keduanya dapat menyebabkan NE. Sebaiknya litter diberi acidifi er
dalam membantu mengontrol timbulnya NE. Mengurangi bakteri dalam lingkungan broiler
terutama kandang yang pernah terjangkit NE, dapat dilakukan dengan mendesinfektan
kandang-kandang tersebut. Perhatian yang lebih terhadap efektifnya desinfektan dan
pemberian obat-obatan pada litter akan sangat membantu mengontrol NE di masa yang
akan datang. (Sumber : Large-Volume Grower, November 2006)