Close Housed

Kandang sistem closed house adalah kandang tertutup yang menjamin keamanan secara biologi (kontak dengan organisme lain) dengan pengaturan ventilasi yang baik sehingga lebih sedikit stress yang terjadi pada ternak, menyediakan udara yang sehat bagi ternak, menyediakan iklim yang nyaman bagi ternak, meminimumkan tingkat stress pada ternak.

Broiler Modern

Ayam pedaging hasil persilangan dari berbagai bangsa ayam pedaging, yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan daging secara optimal dan edisien, memiliki keunggulan pertumbuhannya yang sangat cepat dengan bobot badan yang tinggi dalam waktu yang relatif pendek, konversi pakan kecil, siap dipotong pada usia muda serta menghasilkan kualitas daging berserat lunak, yang didukung dengan pakan yang berkualitas dan menajemen pemeliharaan yang maksmila

DOC ( Day Old Chick )

DOC(day old chick), anak yam umur 1 hari sangat menentukan keberhasilan usaha ternak ayam. Kondisi DOC yang baik merupakan modal awal yang sangat penting.

Broiler

Campuran dari beberapa bahan baku pakan, baik yang sudah lengkap maupun yang masih akan dilengkapi, yang disusun secara khusus dan mengandung zat gizi yang mencukupi kebutuhan ternak untuk dapat dipergunakan sesuai dengan jenis ternaknya.

Pakan Ayam Broiler

Campuran dari beberapa bahan baku pakan, baik yang sudah lengkap maupun yang masih akan dilengkapi, yang disusun secara khusus dan mengandung zat gizi yang mencukupi kebutuhan ternak untuk dapat dipergunakan sesuai dengan jenis ternaknya.

Kemitraan Ayam Broiler

Kerjasama pemeliharaan ayam broiler dengan pola kerjasama inti dan plasma. Kerjasama dilaksanakan atas dasar saling percaya dan saling menguntungkan antara inti dan plasma.

Jumat, 21 November 2008

Bagaimanakah Treatment Air?

DALAM suatu peternakan, air memegang peranan angat penting. Namun dalam emakaiannya kita harus mengetahui keriteria air yang ideal dan bisa dikonsumsi oleh ternak, diantaranya adalah :
Derajat Keasaman (pH air)
a. pH Air Normal
• Derajat keasaman standar untuk air berkisar antara 6.8 s/d 7,5
b. Kondisi terlalu asam
• Air yang terlalu asam (pH < 5) dapat menyebabkan gangguan pada saluran encernaan ayam, serta menguran daya kerja obat/vitamin maupun vaksin (bila sedang dilakukan program pengobatan atan vaksinasi via air minum.
• Untuk mengurangi tingkat keasaman pada air (pH terlalu asam) dapat ditambahkan soda kue atau natrium bikarbonat dengan dosis 0,01% soda kue.
c. Kondisi terlalu basa
• Kondisi yang terlalu basa (kadar garam terlalu tinggi, selain rasanya tidak enak juga menyebabkan penyumbatan (endapan keras) pada pipa, kran,atau bak penampungan.
• Untuk yang terlalu basa, dapat dinetralisir dengan menambahkan asam cuka

Treatment chlorinasi
Chlorinasi sebaiknya dilakukan secara teratur dengan membuat pengenceran larutan sebagai berikut:
• Membuat larutan chlorin dengan cara melarutkan 1 kg kaporit bubuk dalam 70 liter air dan diendapkan selama kurang lebih 6 – 8 jam.
• Satu hari sebelum vaksin, pada saat vaksin dan satu hari setelah vaksin tidak boleh dilakukan chlorinasi.
• Larutan chlorin yang terbentuk diencerkan lagi untuk mendapatkan dosis ideal yang diperlukan, yaitu 3 sampai dengan 5 ppm, dengan cara diencerkan sebagai berikut:
a. 1 ml larutan chlorin dengan 10 liter air sama dengan 1 ppm.
b. 3 ml larutan chlorin dengan 10 liter air sama dengan 3 ppm.
c. 5 ml larutan chlorin dengan 10 liter air sama dengan 5 ppm.
• Untuk sumber air terbuka dosis yang diberikan 3 ppm, sedangkan untuk sumber air tertutup dosisnya 1 ppm.
• Tempat yang digunakan untuk melarutkan, mengencerkan serta menyimpan chlorin sebaiknya dalam keadaan tertutup, rapat dan bersih serta terhindar dari sinar matahari. Hal tersebut untuk menghindari terjadinya kerusakan chlorin itu sendiri dan juga penguapan larutan chlorin.

(Agus Setiawan, Technical Service and Development, PT. CPI, Jakarta)

Sumber CP Buletin Service edisi Mei 2006

Sabtu, 15 November 2008

Vaksinasi

Hal penting yang pelru diperhatikan adalah:
• jenis vaksin yang digunakan (ND, IB, IBD, dll)
• teknik vaksinasi
• kualitas vaksin
pada waktu pelaksanaan vaksin, ada beberapa hal yang dpat sekaligus dilakukan ketika:
vaksin ND
• metoda dapat dilakukan spray, tetes mata, cekok
• teknik pelaksanaan
• lakukan juga culling
Vaksin IBD
• metoda yang dapat dilakukan cekok, air minum
• jika metode vaksinasi yang digunakan adalah melalui air minum, maka yang perlu diperhatikan adalah kualitas air, jumlah air yang dipergunakan (20-30liter/1000e ayam), vaksinasi dapat selesai dalam 1-2jam, tambahkan skim milk 2-4gram/liter air minum.
• Umur dilaksanakan vaksinasi menjadi satu titik poin penting untuk diperhatikan
• Lakukan pemilihan type vaksin yang akan diberikan

Jenis-jenis vaksin
1. live vaccine
NewCastle Diseases, Infectious Bronchitis, Fowl Pox, Avian Enchephalomyelitis, Marek’s Diseses, Reovirus, Infectious Bursal Diseases.
2. killed vaccine
NewCastle Diseases, Infectious Bronchitis, Reovirus, Infectious Bursal Diseases dll.

Metode aplikasi vaksinasi
1. vaksin aktif
suntikan (im/sc) : marek, reo
kedalam kulit/folikel : Pox
tetes mata/hidung :IB, ND, ILT
Tetes mulut : AE
Spray : IB, ND,
Air minum : IB, ND, AE, IBD
2. vaksin inaktif
Injeksi (sc/im)

Prinsip-prinsip dasar penyimpanan vaksin
1. vaksin aktif/hidup
vaksin harus disimpan disuhu antara 20C-80C dan terhindar dari sinar matahari
2. vaksin inaktif/mati
vaksin harus disimpan disuhu antara 20C-80C dan hindari suhu beku

vaksinasi
hal-hal yang harus diperhatikan:
1. status penyakit yang berbeda memerlukan program vaksinasi berbeda
2. suatu program vaksinasi bila sudah memberikan hasil yang memuaskan, sebaiknya tidak dirubah dengan alasan apapun juga

program vaksinasi

Umur (hari) Vaksin Aplikasi
4-7 ND Live Tetes mata
ND Killed Subkutan
12-16 IBD Air minum/cekok
19-23 ND Live Air minum/tetes mata

Prosedur pemberian vaksin melalui tetes mata atau tetes hidung atau tetes mulut/cekok
• peralatan pelarut dan botol penetes
• larutkan vaksin dalam pelarut yang dingin
• jaga agar vaksin tetap dingin selama vaksinasi (40C-80C)
• keluarkan dahulu gelembung udara dengan cara membalikkan botol penetes sehingga akan keluar beberapa tetesan
• bola mata harus terletak horizontal supaya tetesan vaksin tidak terlalu cepat mengalir
• pada tetes hidung, salah satu lubang hidung harus ditutup sehingga vaksin dapat terhirup
• setelah penetesan, biarkan tetesan menghilang ke dalam rongga mata atau hidung sebelum ayam dilepaskan

Prosedur pemberian vaksin melalui air minum
• peralatan dan air yang digunakan harus bebas dari antibiotic dan desinfektan 24jam sebelum vaksinasi
• puasakan ayam 1-2 jam sebelum vaksinnasi
• hitung kebutuhan air minum ayam hingga diperkirakan habis diminum dalam waktu 1-2jam
• kebutuhan air ayam broiler jumlah (ml) = 2 x jumlah ayam x umur ayam (umur dalam hari)
• sediakan air sejumlah kebutuhan ayam, dalam tempat yang bersih
• tambahkan susu skim 2-4 gram per liter air
• larutkan vaksin kedalam air yang sudah diberikan susu skim dan aduk dengan baik, jika cuaca panas bisa tambahkan es agar temperature air cukup rendah
• tuangkan campuran air vaksin ke dalam tempat minum
• setelah vaksin habis dikonsumsi, berikan air biasa

yang harus diperhatikan dalam pemberian vaksin melalui air minum adalah:
• setiap ayam harus mendapat air minum yang cukup dalam waktu singkat oleh karenanya tempat minum juga harus cukup
• setelah dilarutkan, vaksin harus diberikan secepatnya
• gunakan air yang bersih, jernih, dingin dan bebas dari residu obat dan desinfektan
• hindari vaksin terkena sinar matahari langsung, baik sebelum maupun sesudah dilarutkan kedalam air minum

penyebab kegagalan vaksinasi
• kesalahan aplikasi vaksin baik hal teknis maupun jadwal
• kekurangan jumlah antigen dalam vaksin
• immunosupresi akibat infeksi virus, mycotoxicosis dan stress
• kekebalan dari induk yang mengganggu/menghambat perbanyakan virus vaksin
• segala bentuk infeksi yang terjadi menjelang vaksinasi
• munculnya virus yang tidak terlindungi oleh vaksin

hal-hal yang harus diperhatikan, untuk mencegah kegagalan vaksinasi
• simpan vaksin ditempat dingin sesuai jenis vaksinnya
• perhatikan masa kadaluarsa, nomor seri dan tipe vaskin
• baca petunjuk dari pabrik pembuat vaksin
• jangan buka segel penutup sampai siap digunakan
• buat perencanaan sebelum vaksinasi
• pastikan benar-benar bahwa pelarut ataupun air yang digunakan bebas dari chlorine ataupun iodine
• jangan melakukan vaksinasi terhadap ayam sakit
• kontrol kondisi ayam post vaksinasi
• konsultasi dengan yang lebih ahli
• berdoa

Pengobatan

Dalam masa pemeliharaan ayam broiler, adakalanya hal-hal yang tidak kita inginkan muncul, misalnya timbulk penyakit. Untuk mencegah supaya ayam yang kita pelihara tidak timbul penyakit, perlu dilakukan langkah-langkah antisipasi, salah satunya yaitu dengan menyiapkan program medikasi untuk pemeliharaan. Langkah pengobatan dilakukan jika:
• benar-benar diperlukan
• berikan umur 1-3hr setelah ayam datang
• berikan 3-5hr sesudah vaksinasi
• berikan selama 3-5 hr sesudah dilakukan penggantian pakan

Beberapa hal yang bisa kita lakukan dalam pemberian antibiotic/antibakteri:

Prinsip-prinsip penggunaan antibiotic/antibakteri
• indentifikasi dan karekteristik bakteri
• konsentrasi yang efektif dalam waktu cukup pada tempat infeksi
• dosis, frekuensi dan rute pemberian
• terapi pendukung

kunci sukses keberhasilan dalam penggunaan antibiotic/antibakteri adalah ketepatan dalam
• diagnosa yang tepat
• diagnosa mikrobiologi
• kultur dan uji sensitifitas
• pemilihan antibakteri
• dosis dan aplikasi yang tepat
• dukungan nutrisi

kegagalan pengobatan dapat dipengaruhi oleh beberapa hal berikut:
• diagnosa tidak tepat
• organisme tidak peka
• resistensi
• antibakteri tidak cukup untuk mengatasi banyak pathogen
• infeksi kembali
• penghambatan penetrasi ketempat infeksi
• organisme diluar sel
• penurunan daya tahan tubuh
• kesalahan aplikasi
• interkasi dengan zat lain
• obat dibawah standar
• perlu terapi pendukung
• managemen tidak diperbaiki
• kekurangan nutrisi tidak diperbaiki
• stress

untuk mencegah terjadinya resistensi antibiotic/antibakteri, dilakukan hal-hal seperti:
• gunakan obat spectrum sempit
• mengetahui pola infeksi dan sensitivitas
• dosis yang cukup
• rolling antibiotic untuk kontrol
• rolling antibiotic sebaiknya dilakukan tiap 6 siklus sekali
• melakukan uji sensitivitas antibiotic secara berkala

hal yang sangat penting dalam kesuksesan pengobatan
• kontrol kondisi ayam post pengobatan
• konsultasi dengan yang lebih ahli
• berdoa

Panen Ayam

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat Panen Ayam (kemitraan)

Proses akhir yang ditunggu-tunggu peternak salah satunya panen. Pada proses ini peternak benar-benar memamen “uang” nya setelah sekian lama melalui proses produksi yang memakan tenaga, pikiran, biaya dll. Namun adakalanya pada proses panen ini ditemukan beberapa kejadian-kejadian yang bisa merugikan peternak. Untuk menghindari keadaan tersebut, berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan.

1. untuk menghindari kompalin dari penangkap:
2. sebelum dilakukan penangkapan ayam, sebaiknya minimal 30 menit tempat pakan di gantung.
3. sebelum panen, ayam tidak dipuasakan (pemberian pakan sesuai dengan kondisi normal), yang kemudian diberikan pakan sesaat sebelum ayam di panen. Hal ini akan mengakibatkan kondisi ayam gondola/tembolok yang pada akhirnya bisa di komplain oleh penangkap
4. pastikan sopir penangkap membawa surat DO dari perusahaan
5. periksa jumlah pesanan sesuai dengan DO (jumlah ekor atau jumlah berat)
6. periksa tanggal berlakunya DO
7. konfirmasi penangkapan ke pihak marketing perusahaan atau pertugas dari perusahaan
8. isi nama penangkap, sopir, no mobil, no stnk, no sim, waktu kedatangan mobil, waktu tangkap dan waktu selesai panen, tanggal penangkapan.
9. penyekatan ayam dilakukan ketika semua orang yang terlibat dalam proses panen sudah benar-benar siap.
10. penyekatan ayam sebaiknya tidak dilakukan secara serentak, tapi sedikit demi sedikit, untuk menghindari ayam stres
11. sebaiknya ayam tidak lama digantung pada timbangan
12. isi data pada lembaran data timbangan sesuai dengan kolomnya (ekor dan berat)
13. periksa timbangan, sebaiknya penimbangan dengan timbangan gantung yang benar-benar akurat (misalnya SALTER), jangan menggunakan timbangan yang bagian per dan jarumnya nya mudah rusak.
14. tes timbangan dengan batu timbangan (jika sopir membawa batu timbangan) misalnya batu timbangan 20kg.
15. cek kondisi timbangan (jarum dan posisi di angka “nol”, pengatur posisi jarum, gantungan bawah timbangan karena ada beberapa kejadian pada bagian gantungan bawah, ada pengganjal supaya timbangan tidak berat, hal ini biasanya dilakukan oleh oknum sopir penangkap)
16. jangan pernah memberikan timbangan ke sopir dengan alasan apapun, untuk menghindari kecurigaan dari kedua belah pihak
17. jangan mau terbujuk sopir untuk melebihkan timbangan ayam lebih dari DO dari perusahaan, kecuali memang sudah ada konfirmasi dari pihak marketing
18. cek keadaan keramba apakah benar-benar kosong atau ada isi ayam, bila ada isi ayam lebih baik dintaya terlebih dahulu apalagi bila ada ayam yang mati/bangkai.
19. pada saat penangkapan ayam, usahakan mobil tangkap di parkir di tempat yang paling dekat dengan kandang untuk menghindari ayam tidak terlalu lama digantung
20. libatkan sejumlah orang (sesuaikan dengan populasi dan jumlah panen) dalam proses panen, supaya proses panen tidak memakan waktu yang lama.
21. tulis keadaan ayam pada saat dilakukan penangkapan (SEHAT/SAKIT/GONJOL/TEMBOLOK dll)
22. tandan tangani data timbang ayam pada kolom yang seharusnya (sopir, peternak, penimbang, dll)
23. sebaiknya penimbangan dilakukan secara bersama-sama antara peternak/tim panen dengan penangkap
24. pada daerah-daerah tertentu (di jawa barat) beberapa penangkap suka meminta potongan timbangan/palasi (biasanya tiap timbangan minta dikurangi 200gr/1strip pada timbangan SALTER 50kg)
25. selalu menyamakan jumlah timbangan antara penangkap dengan peternak tiap beberapa timbangan, untuk menghindari kecurigaan baik dari pihak peternak ataupun penangkap.
26. hitung total penangkapan ayam (ekor dan berat) bersama-sama antara sopir dengan peternak/tim panen.
27. sebaiknya di lokasi parkir mobil, ada orang dari pihak peternak yang menyaksikan proses pemasukan ayam ke keramba
28. ganti ayam yang mati pada saat penangkapan dengan catatan kalau ada bukti bangkai, bila tidak ada bukti bangkai, sebaiknya di konfirmasi ke beberapa orang (kernet, pemikul, pencatat DO)
29. dalam keadaan terntentu, sebaiknya ayam yang sudah dalam keramba di siram, hal ini untuk menghindari ayam kepanasan selama perjalanan.
30. melaporkan hasil penangkapan (total ayam yang ditangkap dan total berat) ke pihak marketing atau petugas yang berwenang
31. konfirmasi hasil penghitungan peternak dengan pihak marketing perusahaan.
32. bila ada komplain dari penangkap, segera komunikasikan komplain tersebut dengan pihak marketing , dan berikan penjelasan yang sesuai dengan keadaan sebenarnya di kandang pada saat proses penangkapan.
33. bila terjadi kesimpang siuran informasi dari penangkap, akan lebih baik jika orang-orang yang terlibat dalam proses panen dipertemukan untuk secepatnya mencari jalan keluar yang terbaik.

PANDUAN MANAGEMENT PEMELIHARAAN AYAM

Pelebaran ;
1 . Umur 1 – 3 hari kepadatan 40 – 50 ekor per meter persegi.
2 . Umur 4 – 6 hari kepadatan 25 – 35 ekor per meter persegi
3 . Umur 7 – 9 hari kepadatan 15 – 20 ekor per meter persegi
4 . Umur 10 – 11 hari penuh kandang


Tempat pakan;
1 . Umur 1 - 3 hari menggunakan feeder tray/ piringan 1 : 50 ekor
2 . Umur 4 - 6 hari menggunakan feeder tray/ alas tabung kuning 1 : 40 ekor
3 . Umur 7 - panen semua alat/fasilitas digunakan semua.
4 . Umur 5 hari piringan/feeder tray diganti alas tabung kuning diganti 30 persen
5 . Umur 6 hari piringan /feeder tray diganti dengan alas tabung kuning 60 persen
6 . Umur 7 hari semua menggunakan alas tabung kuning
7 . Umur 11 hari tabung kuning mulai dipasang 30 persen
8 . Umur 12 hari tabung kuning dipasang 60 persen
9 . Umur 13 hari semua tabung kuning telah terpasang.
Pada hari pertama dan kedua diberi tempat makan tambahan dari karung bekas
Makanan. Pada hari pertama dua kali dan hari kedua satu kali.


Tempat minum:
1 . DOC datang diberi tempat minum dengan menggunakan feeder tray
yang dibalik dengan diisi air 100 CC yang telah dicampur dengan air
gula sebanyak 2 persen.
2 . Setelah itu sampai umur 3 hari menggunakan plasson 1 : 100 ekor
Menggunakan gallon putih besar 1 : 50 ekor
3 . Umur 4 – 6 hari menggunakan plasson 1 : 80 ekor
untuk gallon putih besar 1 : 40 ekor.
4 . Umur 7 hari sampai panen semua fasilitas minum digunakan semua


Pemanas :
Bila menggunakan batu bara diatur dalam satu brooder tidak habis bersamaan.
Satu sama lain atau 50 persennya habis selisih waktunya 1 – 2 jam.


Tirai :
Bila menggunakan tirai double tirai dalam kalau siang dibuka atau diturunkan
Setelah umur dua hari bila siang tirai luar mulai dibuka sedikit untuk menghin-
Dari ayam kepanasan dan memberi kesempatan udara segar masuk.

Manajemen Litter

Penggunaan litter dimaksudkan untuk memberikan alas yang nyaman untuk tempat hidup ayam. Beberapa bahan yang bisa dipergunakan sebagai alas/litter misalnya: sekam, serbuk gergaji, serutan kayu, dll. Bahan-bahan tersebut tentunya diusahakan harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu: penyerapan air yang cukup bagus, kondisi dan kualitas baik, kering tidak berdebu tidak lengket, tidak berjamur, tidak mengandung pestisida atau kontaminan lain, tidak mengandung kotoran hewan.
Dalam pelaksanaan pemeliharaan ayam, sebaiknya menggunakan litter secara bertahap, mulai dengan ketebalan tipis, setelah itu baru ditambah (kecuali sekam yang basah harus diambil/dibuang keluar kandang), ketebalan litter ketika ditebar 3-5cm
score liter berdasarkan kualitasnya:

Score Penampakan litter
1 Kering
2 Basah disekitar tampat minum tetapi tidak lengket
3 Menjadi sangat lengket seperti adonan kue dibawah tempat minum
4 Seperti adonan kue di hamper semua tempat
5 Seperti adonan kue di seluruh tempat
6 Litter becek dan berlumpur

Biosecurity, Cleaning dan Desinfeksi

1. Biosecurity
Merupakan suatu system pengamanan integral terhadap suatu penyakit dalam suatu lokasi peternakan.
Titik poin yang sering digunakan adalah dengan melakukan isolasi farm, karena beberapa penyakit (ND, IB) dapat dengan mudah ditularkan melalui udara, penyakit lain pada umunya ditularkan melalui kontak langsung.
Melakukan penyusunan yang tepat terhadap tata letak kandang, seperti: letak ruang ganti, letak kandang ayam, dan letak ruang kantor

2. Cleaning dan Desinfeksi
cleaning dan desinfeksi perlu dilakukan untuk memotong siklus penyakit yang mungkin muncul karena beberapa penyakit seperti ND bertahan 2-4 minggu di lingkungan, IBD dan Reo bertahan berbulan-bulan, Oocyst penyebab dari koksi bisa bertahan lebih dari 18 bulan.
Cleaning
• spray insektisida
• bersihkan semua kotoran
• semua bagian kandang dibersihkan tanpa kecuali
• penggunaan detergen akan mempermudah cleaning
• semua peralatan kandang juga harus dibersihkan
• bersihkan dimulai dari bagian paling atas ke bawah/lantai
• bersihkan mulai dari bagian dalam ke bagian luar
• gunakan pompa air bertekanan tinggi
• atap, dinding, tirai dan semuanya yang ada di kandang harus bersih

Desinfeksi
• paling tidak dilakukan dua kali, yaitu setelah cleaning dan dua/tiga hari sebelum DOC datang. Semua bagian kandang, semua peralatan kandang, atap, dinding, tirai, dan semua yang ada di kandang harus di desinfeksi dengan teliti.
• Pilih jenisn desinfektan yang adak digunakan berdasarkan kebutuhan.
• Jenisnya meliputi chlorine compound, aldehyde compound, phenol, iodine, ammonium compound, caustic soda
• Faktor yang perlu diperhatikan adalah kualitas air yang akan digunakan mencampur desinfektan, konsentrasi dan aplikasi penggunaannya.

Selasa, 04 November 2008

Check List Persiapan Kandang Masuk DOC




Bagi staff lapangan seperti saya, ada beberapa hal yang (mungkin) bisa membantu untuk sekedar mengingat beberapa hal penting untuk mempersiapkan kandang untuk chick in. paling tidak ini bida dijadikan standar, walaupun kedaan dilapangan sangat banyak ditemukan perbedaan-perbedaan dari standar yang diterapkan oleh perusahaan.

Nama Peternak
Alamat
Ukuran Kandang
Populasi
Rencana Chick In

I. Kebersihan Lingkungan Kandang
• Pengangkatan kotoran ayam dari kandang dan
• radius 50m dari kandang
• Drainase
• Permbersihan tanaman pengganggu di sekitar kandang
• Sumber Air
II. Kerbersihan Kandang

• Pencucian lantai kandang
• Pencucian sela-sela lantai kandang (untuk kandang panggung)
• Pencucian dinding kandang
• Pencucian tirai/layer
• Pencucian tempat pakan
• Pencucian tempat minum
• Pencucian kandang dengan detergen
• Semprot kandang dengan formalin
• Semprot kandang dengan Desinfektan
• Pengapuran kandang
III. Persiapan Peralatan Kandang
• Tirai/layer
• Hamparan sekam
• Jumlah tempat pakan
• Jumlah tempat minum
• Seng pemanas (chick guard)
• Jenis Pemanas
• Lampu
• Brooding are
• Thermometer
IV. Kesimpulan dan catatan
Kesimpulan bisa kita isi dengan layak tidak nya kandang tersebut untuk chick in sesuai dengan yang telah direncakan.

Keterangan
Setiap poin tersebut diberikan nilai 1-5 dengan criteria
1 sangat kurang
2 kurang
3 cukup
4 baik
5 sangat baik

Beberapa standar penggunaan peralatan
Brooder
Gasolec 1 unit untuk 750e
Semawar besar (03) 1 unit untuk 750e
Tungku batubara 1 unit untuk 500e
Tempat pakan 35-40unit untuk 1000e
Tempat minum (manual) 35-40 unit untuk 1000e
Tempat minum (otomatis) 17 unit untuk 1000e